Ada yang sudah hurai hurai dengan menguatnya Rupiah 4 hari terakhir... Alhamdulillah, di satu sisi saya juga ikut bahagia loh...
Tapi, kalau saya melihat Cadangan Devisa yang sudah dikeluarkan sampai 4,5 Miliar Dolar = setara 64 Triliun Rupiah, dalam dua minggu untuk mendongkrak nilai Tukar Rupiah, istilahnya Bank Indonesia, intervensi pasar, disitulah saya sangaaaat merasa sedih. (Cadangan Devisa RI Turun untuk Stabilkan Rupiah)
Angka 64 Triliun atau bahkan 10 persennya saja, sudah cukup bagi Pemerintah melakukan Urgent and Massive Action atasi Bencana Asap. Uang segitu cukup untuk memobilisasi semua stok Hercules dan Helikopter di seluruh Skuadron, seluruh Mobil Tanki Dinas Pertamanan di Sumatra dan Kalimantan untuk membawa air dan seperlima Mobil Pemadam Kebakaran di seluruh Sumatra (bukan semuanya loh ya, bisa berabe kalau ada kebakaran lokal), sewa Alat-alat Canggih dari negara tetangga untuk support pembuatan Hujan Buatan oleh BPPT.
Bencana Asap sudah berlarut-larut, banyak warga terancam kesehatan dan kesejahteraannya, mengapa actionnya lemah seperti sedang bertemu kebakaran Pasar? Ini BENCANA REGIONAL, bukan lagi Bencana Provinsi dan Nasional, karena sudah merembet ke negara tetangga.
Pada kebakaran hutan beberapa tahun yang lalu, Malaysia sebagai negara terdampak pernah membuat action yang out of the box, dimana semua Skuat pemadam kebakaran mereka terkonsentrasi di satu wilayah untuk mengurangi jumlah partikulat polutan di udara, dan mereka berhasil.
Saya bangga dengan pasukan TNI Indonesia yang termasuk jajaran hebat di tingkat dunia, tetapi mengapa Pemerintah tidak minta bantuan secara super masif kepada Pasukan ini untuk membantu mengatasi BNPB.
Bencana Asap bukan masalah mafia saja, tapi dampaknya meluas baik dari sisi kesehatan, pendidikan (sekolah diliburkan), perekonomian melemah karena masyarakat tidak dapat bekerja dengan maksimal, dan alhasil kebodohan dan kemiskinan lah outputnya.
Tak ada pengaruhnya kita berbangga dengan Dolar yang melemah 1000 Rupiah, kalau rakyat Miskin bertambah 10 Juta orang dalam 3 Bulan.
(Deny Rahmad Sikumbang)