Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, mengeluarkan pernyataan melibatkan TNI untuk membawa sampah ke Bekasi berujung kecaman Forum Komunikasi Putra Putri TNI/Polri (FKPPI).
Sebab, menurut FKPPI, Ahok tak sepantasnya melibatkan TNI dalam kisruh sampah dengan DPRD Kota Bekasi.
Terkait hal itu, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo ringan menanggapi.
"Kalau tiap orang saya tanggapi, capek deh. Masyarakat kita sudah dewasa, lihat saja, ada tidak TNI yang angkut sampah. Kalau tidak ada buat apa kita sampaikan, kan begitu," ujar Gatot, di Mabes TNI Cilangkap Jakarta Timur, Senin 26 Oktober 2015, dikutip viva.co.id.
Sebelumnya, dengan gayanya yang ceplas ceplos, Ahok mengatakan akan mengirim tentara untuk mengantar sampah ke Bekasi.
"Gue kirim tentara nganter sampah ke tempat lu di Bekasi. Lu kasih tahu anggota DPRD yang sombong di Bekasi, kasih tahu dia, suruh dia tutup (Bantar Gebang)," ujar Ahok dengan nada meninggi sambil menunjuk ke seorang pewarta di Balai Kota, Jakarta, Kamis (22/10/2015).
Atas penghinaan terhadap TNI ini, Ketua Forum Komunikasi Putra Putri TNI/Polri (FKPPI) Arif Bawono mengecam, bahwa tidak sepantasnya Ahok melibatkan TNI dalam kisruh sampah dengan DPRD Kota Bekasi. Ahok dituntut untuk minta maaf atau dipolisikan.
Perseteruan ini berawal saat Ahok dituding melanggar perjanjian karena truk pengangkut sampah ke Bantar Gebang, Bekasi beroperasi tidak pada jam yang ditentukan. Karena itu, DPRD Kota Bekasiberniat meminta penjelasan Ahok.
Ahok menantang untuk menutup Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang dan juga juga mengancam membawa tentara untuk mengangkut sampah ke Bekasi.