Rentang waktu 5-12 September 2015, sebanyak 13 anggota DPR mengadakan kunjungan kerja ke Tanah Suci dalam rangka pengawasan terhadap penyelenggaraan dan layanan haji di Tanah Suci Makkah serta Madinah. Anggota DPR yang ikut dalam kunjungan kerja terdiri dari Komisi VIII yang merupakan mitra Kementerian Agama.
Ibu Ledia Hanifa Amaliah, Wakil Ketua Komisi VIII dari PKS yang ikut dalam kunjungan kerja ini memberikan laporan terbuka atas hasil pengawasan penyelenggaraan haji Indonesia.
Melalui jejaring social media twitter dengan akun @lediahanifa, Aleg PKS dari Dapil Jabar I menyampaikan ke publik sebagian hasil pengawasannya. Berikut isinya:
Melanjutkan TL seri 2 tentang #serbaserbiHaji . Kali ini dari Mekkah.
[Sebelumnya: Serba Serbi Penyelenggaraan Haji 2015 [1] - MADINAH]
1. Mekkah mulai padat. Jamaah dari Indonesia mulai berkumpul baik yg baru tiba dari bandara Jeddah maupun Madinah.
2. Masjidil Haram msh dlm penyelesaian pembangunan. Bbrp arah ddlm Masjid diatur ulang.
3. Bbrp jamaah yg sudah pernah umrah/haji cukup mengalami kebingungan. Apalagi yg blm pernah. Tersesat dlm Masjid bisa terjadi.
4. Blm lg ada jamaah yg blm paham tata cara ibadah. Thawaf yg harusnya 7x, krn terpisah dari rombongan berhenti sebelum waktunya.
5. Petugas ditempatkan di dlm Masjid utk pantau kalau2 ada yg kurang jalankan thawaf & sai-nya. & meminta jamaah utk sempurnakan.
6. Di masjid jg ada sektor khusus. Utk atasi jamaah yg tsesat. Jumlah orang yg banyak + area yg luas kadangkala membuat hilang orientasi.
7. Bersama2 dlm kelompok besar juga tdk menjamin semua bisa kompak sama2. Sebaiknya memang dlm kelompok kecil.
8. Mekkah dlm hal pemondokan jamàah Indonesia dibagi atas 9 kloter yg ada di 6 wilayah. Yg jaraknya lebih 2km disediakan bis.
9. Rata2 pemondokan baru terisi 1/3-nya. Di Mahbas Jin krn padat dibagi menjadi 2 sektor. Berdialog dg jamaah dr JaTeng.
10. Dlm peninjauan ke pemondokan lain jumpai sejumlah ibu dari Garut yg akan berjalan2 cari suasana lain. Cari bala2 (bakwan) :)
11. Penduduk setempat mengambil peluang dg membuka TOKO MAKKAN INDONESIA. Kalau dilihat jualannya, mungkin maksudnya toko makanan.
12. Saat ini di Mekkah jamaah mendapat makan siang selama 15 hari. Selebihnya mrk beli atau masak. Meskipun memasak dilarang.
13. Umumnya beli atau memasak nasi & makan dari sisa lauk pauk makan siang. Ada jg yg bekal abon & mustopa (kerg kentang).
14. Kadang2 ada jg penjual nasi uduk, sayur bayam yg jualannya kucing2an dg petugas setempat krn tdk berizin.
15. Secara umum makan siang tiba tepat waktu dan di distribusi langsung ke kepala regu.
16. Pemondokan di Mekkah rata2 setara hotel bintang 3. Masih dijumpai ada yg sekamar ber 6 atau 8.
17. Blm ada keluhan susah jemur baju krn ada mesin cuci dan tempat jemur di lantai paling atas. Problem nanti kalau sudah penuh isi gedungnya.
18. Rumah 304 lakukan briefing teratur pd jamaah. Kloter JKS6 Kota Bdg & JKS7 Sukabumi.
19. Transpotasi ke Masjidil Haram Di terminal Mahbas Jin bisa dmanfaatkan jamaah yg di sektor 1 dan 2.
20. Jamaah lain yg tinggal lebih dari 2km jg disediakan transfer bis. Ada yg 1x ada yg 2x. Menjelang puncak bis sudah tdk bisa ke Masjidil Haram.
21. Tahun ini ada pemondokan yg bentuknya superblock terdiri dari 5 tower & berkapasitas lebih 20rb org. Jaraknya 1km dr Masjid.
22. Perlu dipikirkan sewa jangka panjang utk sewa superblok ini agar jamaah Indonesia terkonsentrasi pd bbrp daerah saja.
23. Konsentrasi jamaah pada sedikit titik lebih memudahkan penjagaan keamanan, pemantauan dan bimbingan.
24. PelKes tahun ini mencoba sistem poskes satelit. Selain kloter & sektor. Krn th ini ada bbrp kloter yg bergabung dlm 1 rumah.
25. Pengawasan kesehatan jamaah sdh dimulai dr tanah air. Setelah di-screening jamaah diberi gelang warna merah/kuning/hijau.
26. Kemkes sdh melakukan screening. Dan hasilnya mengejutkan. Jamaah bergelang plastik adalah yg punya masalah dg kesehatan.
27. Pada banyak kloter yg tdk bergelang plastik itu kurang dari 100 org dari rata2 kloter 420-440 org. Bkn cuma lansia.
28. Harusnya bisa ditindaklanjuti kemkes sbg sampling kondisi kesehatan org Indonesia tmsk pola makannya.
29. Di Balai Pengobatan Haji Indonesia (BPHI) Mekkah rata2 yg dirawat lansia. Banyak yg bawaan. Tmsk yg gangguan kejiwaan.
30. Pasien cuci darah rutin jg ttp banyak. Juga diabetes. Kalau tdk didampingi sjk di tanah air bisa memburuk keadaannya.
31. Layaknya persiapan kesehatan haji dimulai pendampingannya 1 th sblm keberangkatan. Shg sdh terbentuk pola hidup sehatnya.
32. Yg dikhawatirkan adl pendampingan ibadah bagi jamaah sakit. Sampai kmrn temus mhs pembimbing ibadah hariannya blm ada.