"Salam Cinta Kepada Para Murabbi"


Ust. Budi Hidayat

Saya pernah menghadiri reuni akbar aktifis dakwah Kota Semarang. Waktu itu, gedung LPMP Banyumanik yang menjadi lokasi acara terasa padat. Perkiraan saya, ada seribuan aktifis dakwah hadir dalam acara itu. Acaranya bertajuk: "Kilas Balik Dakwah Kota Semarang".

Awalnya saya menganggap tema itu biasa saja. Diluar dugaan, acara itu berhasil mengaduk-aduk emosi yang hadir, termasuk saya.

Suasana "merinding" muncul saat dihadirkan para tokoh dakwah senior ke panggung. Para muasis dakwah ini berjalan diiringi nasyid "Sang Murabbi". Entah disengaja atau tidak oleh panitia, suasana ini membuat yang hadir tercekat haru. Saya sendiri tidak mampu membendung mata yang berkaca-kaca.

Lirik nasyid "Sang Murabbi" sangat pas untuk menggambarkan perjuangan pembangun pondasi dakwah ini. Dulu mereka mengisi kajian liqoat, bukan berjarak satu kecamatan. Tapi antar Kabupaten dan Kota. Padahal liqoat ta'lim itu mungkin hanya dihadiri 6 atau 8 orang.

Membuka ladang-ladang dakwah baru di setiap daerah. Dengan biaya dari kantong mereka sendiri. "Sunduquna juyubuna" Padahal mereka bukan orang yang bergelimang harta. Bahkan ada yang berkorban sampai kuliahnya terbengkalai. Karena benar-benar disibukkan dalam dakwah.

Mereka bersabar, tanpa lelah membina ummat. Sehingga menjadi sebuah gerakan dakwah yang besar. Sekarang, ribuan santrinya berkumpul ditempat itu.

Para Murabbi dakwah itu (Ust Nurul Khamdi dan Ust Zuber Safawi) bercerita, bagaimana pondasi dakwah dibangun. Penuh suka duka. Gelak tawa dan haru.

Sesi yang mengaduk emosi adalah saat Ustadzah Aisyah Dahlan dan Ustadzah Mia Inayati Rachmania terisak-isak mengucapkan terima kasih atas bimbingan Ustadzah Diah Rahmati (Istri Ust Zuber). Sebagai Ustadzah Ummahat senior, mereka tidak ragu mengungkapkan penghormatannya kepada Sang Murabbiyyah. Akhlaq aktifis dakwah tulen. Menunjukkan keteladanan bagaimana adab kepada gurunya. Walaupun saat itu juga hadir juga ratusan "santriwati" mereka.

Disinilah saya menemukan salah satu kekuatan jama'ah dakwah. Hubungan mesra dan penuh hormat antara Santri dan Kyai, Mutarobbi dan Murabbi.

Begitulah Salafus Shalih mengajarkan kita. Umar bin Khotob menasehati :

تواضعوا لمن تعلمون منه

“Tawadhulah kalian terhadap orang yang mengajari kalian”.

Saya heran dengan aktifis dakwah yang hilang kesantunannya kepada Murabbinya, mereka menganggap Sang Guru seperti teman mainnya. Kurang rasa hormat dan tidak ada rasa segan.

Imam Syafi'i rahimahullah, karena hormatnya, membuka kitab dihadapan Imam Malik pelan-pelan. Karena rasa hormat pula Imam Nawawi rahimahulloh pernah menolak sebuah undangan makan. Karena khawatir mengambil makanan yang diinginkan gurunya.

Itulah kenapa Saya heran membaca sebuah postingan seorang aktifis dakwah. Dia melampiaskan kecaman atas keputusan Murabbinya di akun socmed-nya. Aktifis dakwah model apa ini? Gerakan dakwah tidak bisa dibangun oleh orang-orang semacam ini.

Lihatlah akhlaq Imam An Nawawi: ”Ya Allah, tutuplah aib guruku dariku, hingga aku tidak melihat kekurangan beliau dan tidak ada orang lain yang menyampaikan kepadaku mengenai aib beliau “. (Lawaqih Al Anwar Al Qudsiyah, hal. 29)

***

Saya masih mengenang acara itu sampai sekarang. Yang mengingatkan saya kepada jasa besar Para Murabbi. Karena jasa mereka banyak orang merasakan manisnya iman.

Saya mencintai mereka semua karena Alloh.

Ya Rabb, berilah selalu petunjuk pada guru-guru Kami.
Istiqomahkan mereka di jalan dakwah. Pertemukan kami di syurga-Mu kelak.

Salam cinta untuk Para Murabbi:
KH Hilmi Aminudin M.A, Habib Salim Segaf M.A, Ust. DR Hidayat Nurwahid, Ust. M Anis Matta, Habib Nabiel Almusawa, Habib Aboe Bakar.

Salam cinta untuk Dosen saya di Ma'had:
Ust Anwar Jufri Lc, Ust Muhammad Afif, Ust Wahid Ahmadi Lc, Ust Ali Mustofa Lc, Ust Mahmud Mahfudz Lc.

Salam cinta Para Gurunda penulis buku:
Ust Rappung Samuddin, Ust Zulfi Akmal, Ust Salim A. Fillah, Ust Anshari Taslim, Ust Hafidin Achmad Luthfie, Ust Pirman, Ust Abdul Hakim, Ust Samson Rahman, Ust Saiful Islam Mubarak, Ust Akmal Sjafril, Ust Abdullah Haidir, Ust Abdul Atieq Syarifuddin, dll.

Dan untuk ratusan Ustadz dan Ustadzah di akun fesbuk saya yang tidak bisa disebut semua. Semoga tetap tegar menapak jalan dakwah...

Baca juga :