Umat muslim di Kabupaten Tolikara, Papua, akan merayakan Idul Adha 1436 Hijriah pada Kamis, 24 September 2015, di masjid yang baru dibangun setelah dibakar massa jemaat GIDI pada Idul Fitri, 17 Juli 2015.
Dilansir Tempo, Masjid Baitul Muttaqin yang berlokasi di lahan Markas Koramil 1702-11 Karubaga, Ibu Kota Tolikara, itu akan diresmikan Wakil Presiden Jusuf Kalla pada 23 September mendatang, atau sehari sebelum Hari Raya Idul Adha 1436 H. "Sesuai jadwal yang kami terima, belum ada perubahan," kata juru bicara Pemerintah Daerah Tolikara Derwes Yikwa kepada Tempo pada Ahad, 13 September 2015.
Bersama Jusuf Kalla, Derwes menerangkan, hadir pula Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Luhut Binsar Panjaitan serta Menteri Perdagangan Thomas Lembong. Dalam keterangan pers dijelaskan bahwa areal masjid sudah bisa digunakan untuk kegiatan ibadah serta pemotongan hewan kurban. Alat pengeras suara juga sudah dapat dipergunakan dengan volume suara disesuaikan dengan lokasi serta jumlah jemaah. "Umat Islam perempuan boleh menggunakan jilbab," ujar Derwes.
Umat Nasrani Gereja Injili di Indonesia (GIDI) juga memberikan jaminan keamanan bagi umat muslim selama perayaan Idul Adha di Tolikara.
Proses pembangunan masjid Baitul Muttaqin Tolikara pengerjaannya dilakukan oleh anggota TNI yang dinas di Tolikara.
“Kami saling bahu-membahu dengan mereka, tukangnya itu anggota TNI, kami berkontribusi menyediakan bahan materialnya,” kata Sekretaris Jenderal Forum Zakat Nasional, M. Sabeth Abilawa Sabeth saat menjadi pembicara dalam Dialog Publik yang bertema “Intoleransi Di Tolikara” di Jakarta, Jum’at (11/09/2015) pekan lalu, kutip Hidayatullah.
Sabeth menjelaskan harga bahan material untuk membangun Masjid Baitul Muttaqin Tolikara sangat tinggi dan mahal, seperti harga satu sak semen mencapai 600 ribu, sama halnya seperti harga pasir 600 ribu. Cuma harga angkutan pasir dari lokasi bahan ke Tolikara itu sekitar 6 juta.
Namun sampai saat ini redaksi belum menerima informasi berapa total biaya untuk pembangunan Masjid Tolikara.
