Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengatakan unsur sentimen global terus menyebabkan penurunan pertumbuhan ekonomi secara internasional termasuk Indonesia.
"Tidak ada satu negara yang bilang ada harapan pada tahun ini, saat pertemuan G20 di Turki," kata Bambang Brodjonegoro, Senin (7/9).
[Kelompok 20 ekonomi utama (G20) beserta bank sentral Amerika menggelar pertemuan di Ankara Turki, Sabtu (5/9) lalu. Pertemuan tersebut bertujuan untuk menenangkan kondisi pasar ditengah kegelisahan atas devaluasi mata uang Cina serta prospek terjadinya kenaikan suku bunga Fed.]
Menkeu Bambang menjelaskan semua negara sepakat memprediksi pertumbuhan global lebih rendah daripada 2014.
Pada 2014, nilai pertumbuhan global pada angka 3,4 persen namun saat ini menurut IMF pada 2015 akan bertumbuh pada angka 3,8 persen.
"IMF biasnya prediksinya besar di awal dan semakin menurun pada akhirnya,maka saya berhati-hati, agar tidak memasang target yang terlampau tinggi," katanya.
Sementara itu, nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Senin sore bergerak melemah sebesar 53 poin menjadi Rp14.225 dibandingkan posisi sebelumnya di posisi Rp14.172 per dolar AS.
Sumber: ROL
***
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo pada awal Agustus lalu dengan bangganya menyatakan ekonomi Indonesia akan meroket di bulan September.
"Mulai agak meroket September, Oktober. Nah, pas November itu bisa begini (tangan menunjuk ke atas)," kata Jokowi di Istana Bogor, Rabu (5/8/2015), dikutip Kompas.
Namun, melihat perkembangan ekonomi dalam negeri maupun global, sepertinya ekonomi Indonesia tertunda meroketnya.