“Gempa” dan “Bencana Besar”, ungkapan yang dilontarkan para aktivis yang bersiaga di Masjidil Aqsha, melihat kerusakan besar yang terjadi di musholla Qibali usai hengkangnya pasukan Israel dari Masjidil Aqsha, Selasa (15/9) kemarin, di samping puluhan terluka dan ditangkap dalam penyerangan brutal yang dilancarkan pasukan Israel.
Tiga hari berturut-turut (Ahad-Senin-Selasa), Masjidil Aqsha dan para aktifis yang bersiaga di sana menjadi sasaran serangan pasukan Israel dan gerombolan ekstrimis yahudi, dalam rangka mengambil kendali baru di Masjidil Aqsha.
Kronologis serbuan hari ini, sniper Israel menguasai atas musholla al Qibali, serdadu lainnya mendobrak dan menghancurkan jendela, kemudian menembakan gas air mata dan peluru karet ke arah kaum muslimin yang tengah beritikaf di dalamnya. Sejumlah serdadu menyerbu masuk sampai ke mihrab dan mimbar Sholahuddin, sekitar 20 menit di dalam dan melakukan pengrusakan di sana.
Pasukan Israel juga menganiaya para pegawai dan keamanan Masjidil Aqsha, laki-laki, para wanita dan anak-anak, sementara itu petugas medis memberikan perawatan bagi korban luka di Masjidil Aqsha dan sekitarnya.
Menurut Kepala Bagian Medis Sabit Merah, Dr. Amin Abu Ghazalah, ada sekitar 36 korban luka, 7 di antaranya kritis karena luka di kepala dan berusia lanjut, sementara lainnya terkena peluru karet dan gas air mata.
Penyerangan brutal dan penganiayaan dilakukan pasukan Israel dan gerombolan ekstrimis yahudi, namun para aktifis dan kaum muslimin tetap teguh bersiaga di hadapan barikade militer meneriakan takbir dan dukungan bagi Masjidil Aqsha.
Pasukan Israel menyerbu kantor perwakilan Afrika dan sekolah yatim di kota lama dekat Masjidil Aqsha, dan menganiaya para siswa di sana, beberapa dari mereka terluka.
Menurut saksi mata, para perwira Israel menyuruh aparatnya di sekitar Masjidil Aqsha untuk menyerang para wartawan yang meliput, dan mencegah mereka mendokumentasikan penyerangan, beberapa wartawan dianiaya dan didorong paksa serta diancam.
Sementara itu 45 ekstrimis yahudi menyerbbu Masjidil Aqsha dengan pengawalan ketat pasukan Israel, namun mereka terdesak tak bisa maju karena banyaknya kaum muslimin yang menghadang, sehingga mereka keluar melalui jalur evakuasi di antara pintu Maghoribah dan Silsilah.
Sumber: infopalestina.com