Hari ini, bulan SEPTEMBER sudah genap sepekan. Dan sampai detik ini, belum ada tanda-tanda ekonomi Indonesia akan MEROKET seperti yang disebutkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) beberapa waktu yang lalu.
Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) masih terus dan terus terjadi, mata uang rupiah terus alami pelemahan terhadap dolar AS. Ditambah lagi dengan harga-harga kebutuhan bahan pokok yang belum juga stabil.
Presiden Jokowi sudah melalukan reshuffle kebinet kerja, dan hasilnya rupiah makin melemah.
Presiden Jokowi juga sudah merangkul Partai Amanat Nasional (PAN) bergabung dalam pemerintahan, namun rupiah justru kian terpuruk.
Hari ini, Senin (7/9), mengawali pekan kedua September "Meroket", kurs dolar dibuka meroket. Sesi pembukaan Senin sudah di level Rp 14.229/USD.
"Hmm...sesi pembukaan senin sdh di 14.229.. Afraid...pekan ini atau depan bisa ke 15.000.. Semoga kuat goncangan...," tulis pengamat ekonomi @HaryoStwitte di sosial media twitter, Senin (7/9).
Tentu kondisi ini tak sesuai dengan "Janji September Meroket" yang disampaikan dengan sangat meyakinkan oleh Bapak Presiden Joko Widodo di layar kaca.
Dalam cuplikan tayangan BERITA SATU, Presiden Joko Widodo menggambarkan MEROKET dengan meliuk-liukan tangannya keatas seperti gerakan Roket.