1. Di era gadget ini orang ngga asing dgn "power bank". “Power Bank” adalah alat charger portable…bisa dibawa kemana-mana.
2. Manfaatnya jelas, untuk men-charge gadget/smartphone dimana saja, tanpa butuh sumber listrik.
3. Syarat “power bank” agar berfungsi cuma satu: di-charge dulu sampai penuh. Di charge dulu…karena “power bank” menyimpan energi listrik.
4. Kapasitas “power bank” bermacam-macam, ada yang 3000 ampere, 5000 ampere atau ada yang 13.000 ampere.
5. Semakin besar ampere-nya maka semakin banyak gadget/smartphone yang bisa di charge oleh Power Bank.
6. Apa hubungannya Energi Dakwah Kita dengan “Power Bank”???
7. Da’i bisa diibaratkan seperti “power bank”, gadget/smartphone ibarat ummat, sedangkan listrik adalah Ibadah Yaumiyah kita.
8. Ketika “power bank” tidak di charge oleh listrik, maka “power bank” tsb tidak bisa mengisi energi gadget/smartphone yang lowbatt atau mati…
9. “power bank” yang tidak di charge oleh listrik tidak bisa menghidupkan gadget/smartphone yang lowbatt atau mati, sehingga gadget/smartphone tsb tidak berfungsi dan bermanfaat.
10. Antum bisa bayangkan kalau da’i yang tidak mengisi waktunya beribadah secara maksimal, maka ia ibarat power bank kosong…power bank tidak di charge…
11. Ia tidak bisa memberikan energi pada ummat atau orang-orang yang dibinanya…
12. Ia tidak bisa menghidupkan ruh ummat…karena ia tidak punya energi…
13. Pepatah Arab mengatakan : “Faqidu Syai’ Laa Yu’thi” ; “Orang yang tidak MEMILIKI tidak akan bisa “MEMBERI”.
14. Dai yang meremehkan ibadah Yaumiyah-nya…maka ia adalah “power bank” kosong…tanpa energi…
15. “Power Bank” kosong justru menjadi beban…bukan manfaat…
16. Bagaimana mungkin ummat akan mendapat cahaya hidayah dari Sang Da’i kalau Da’i-nya tidak punya cahaya…
17. Bagaimana mungkin ummat akan mendapat energi hidayah, kalau Sang Da’i kosong energinya…
18. Kelemahan ibadah yaumiyah Sang Da’i bukan berdampak pada dirinya sendiri, tetapi berdampak pada ummat…
19. Bagaimana Sang Da’i memulai harinya, maka itu juga akan terkait dengan efek dakwahnya…
20. Syarat menjadi pasukan Izzudin Al-Qassam Hamas ternyata seleksi pertama bukan badan yang gempal atau skill yang mumpuni, tetapi yang pertama dilihat adalah apakah rutin Sholat Subuh berjamaah di Masjid…
21. Sholahudin al Ayyubi menjadi komandan perang utk membebaskan Al Aqsho karena dia lulus 3 persyaratan dari tim seleksi…
22. Pertanyaan pertama; siapa yang sejak kecil tidak pernah meninggalkan dari Sholat 5 waktu? Sholahudin orangnya.
23. Pertanyaan kedua; siapa yang sejak kecil tidak pernah meninggalkan dari sholat Tahajud? Sholahudin orangnya…
24. Pertanyaan ketiga; siapa yang sejak kecil tidak pernah meninggalkan Sholat Subuh Berjamaah di Masjid? Sholahudin orangnya…
25. Dengan 3 amal itu-lah Shaolahuddin al Ayyubi sukses dengan misinya…
26. Urgensi Tahajjud sudah terlalu banyak referensi yang bisa kita baca…
27. Urgensi Sholat Subuh berjamaah di Masjid sudah terlalu banyak referensi yang bisa kita baca…
28. Keberkahan di aktivitas subuh kita merupakan energi dakwah kita…pasti akan berbeda aura hidup seorang da’i yang memulai subuh dengan optimalisasi ibadah dengan yang tidak…
29. Di tambah lagi dengan Doa Al Matsurat…manambah energi dan perlindungan dari Allah SWT…
30. Belum lagi di tambah tilawah Quran dan zikir-zikir lainnya…
31. Ketika ibadah yaumiyah kita optimal, maka Sang Da’i ibarat “power bank” FULL…dengan kapasitas ribuan ampere…
32. “Power Bank” FULL siap dibawa kemana saja…siap men-charge gadget/smartphone apa saja…
33. Ummat ini adalah gadget-gadget lowbatt…handphone2 mati, yang perlu di charge energi da’i…mereka butuh “power bank” yang FULL, butuh “power bank” dengan kapasitas besar ribuan ampere…
34. Sesungguhnya ummat ini sedang menanti energi-energi dakwah dari para Sang Da’i…ditengah kegalauan nafsu dunia dan ringkihnya iman mereka…
35. Kalau Da’i tidak memperbaiki energinya…maka ummat kita akan menjadi ummat lowbatt…Semoga Tidak Terjadi...
36. Antum ar-Ruhul Jadiid fii jasadil Ummah... Kalian adalah ruh baru di tengah Ummat, yang menghidupkan kembali Ummat ini.