"Memaknai Nasehat Ketua Majelis Syuro PKS Salim Segaf Al-Jufri" by @erdin034


Bismillah, jam 23:32 waktu Jakarta, semoga Allah memberkahi kita semua.

1. Alhamdulillah, dua hari berturut-turut, setiap pagi hadir di laman @maspiyungan, banyak keberkahan yang saya rasakan, terima kasih teman2.

2. 198 follower organik dalam 2 hari. Bagi saya apresiasi yang luar biasa. Walau saya anonim, semoga tidak mengurangi kemesraan kita.

3. Kali ini Saya ingin berbagi kultwit ttg "Memaknai Nasehat Muroqib Aam"

4. Hari ini Saya membaca portal piyungan, ada reportase dari acara Ketua MS PKS, Al Mukarom Habib Salim Segaf. Berkah.

(Baca: Arahan Salim Segaf pada Temu Kader PKS Sragen: "Dakwah adalah Panglima")

5. Ada hal menarik dalam liputan tersebut, Muroqib Aam kita mengajak audience untuk merenung. Beliau melempar pertanyaan ke peserta.

6. "Pilih mana, meraih 20-25% suara kemudian rapuh dan roboh, atau 7% dalam kondisi kokoh?" Tanya beliau..

7. Jika Saya boleh angkat tangan, maka Akan saya jawab : "meraih 50% lebih dalam kondisi kokoh" ... insyaAllah.

8. Hal itu sudah sampaikan di kultwit kemarin. Saya juga tidak dalam porsi mengkritisi Pernyataan beliau. Untuk malam ini : nggak.

(Baca: "Urgensi pencapaian 50%+ suara PKS" by @erdin034)

9. Yang menarik, dan harus menjadi renungan kita adalah pada kata: "rapuh" dan kata "kokoh". Ini yang sangat penting.

10. Saya aktif membersamai politik Indonesia sejak 1998. Dan saya melihat hal yang sangat jelas: berkuasa dalam kerapuhan itu masalah!

11. Habib Salim ada benarnya. Jangan sampai kita menang dalam kerapuhan. Kira harus menang dalam kekokohan. Maka ijinkan saya mendefiniskannya.

12. Misalkan kita menang pemilu, berarti kemudian, kursi legislatif harus kita isi oleh caleg2 kita yang menang. Pertanyaanya, mampukah kita?

13. Parlemen itu asal katanya "parle". Bicara. Kritis. Tampil. Mengawasi. Berani. | sorry to say, kompetensi aleg PKS masih jauh dari ideal.

14. Dan ini jadi PR. Walau aleg kita jauh lebih baik. Namun tidak sedikit yang sebenanrnya belum mampu.

15. Setelah menang pemilu, anggaplah kita menang pilpres. Presiden di duduki kader. Yg harus diingat : presiden hanya berhak pilih menteri

16. Jadi yang berubah hanya presiden dan menteri, sedangkan struktur birokrasi dibawahnya adalah orang lama. Yg berkarir dalam pemerintahan.

17. Kasarnya, Presiden dan Menteri itu seperti tenaga kontrak 5 tahunan. Kalo menang ya lanjut lagi. Tetapi PNS birokrat, itu pekerja tetap.

18. Anda jadi Menteri Agama. Taraaaaaa... Ingat, pejabat dan pegawai depag nya gak berubah. Kita hanya sanggup ganti kepala.

19. Kalo kita hadirkan Menag yang OK, tetapi tim ekseskusi lapangannya tidak OK. Maka ini yang namanya kerapuhan.

20. Jikalau pun presiden dan seluruh menterinya itu kader PKS, tetapi struktur birokratnya masih "lemah". Kita akan sulit mengelola negeri.

21. Belum lagi sektor swasta yang membantu negara mempercepat laju pertumbuhan ekonomi. Tanpa hadirnya entrepreneur yang merah putih, repot lagi

22. Oke, anggaplah legislatif kita dominan, lalu jajaran birokrat sudah OK, bagaimana dengan dukungan arus bawah. Ingat : mereka hanya mencoblos

23. Artinya, ikatan dukungan masyarakat tidak bisa kita nilai "kuat" ketika ukurannya hanya mencoblos.

24. Ikhwan di Mesir meraih 50% suara lebih. Tetapi media berhasil menghasut pemilih untul benci ikhwan. Dukungan arus bawah tergerus. Fakta.

25. Bandingkan dengan Turki. Erdogan kali itu digoyang oleh liberalis turki di Ghazi Square. AKP lalu membalas dengan aksi 2 juta orang. Ngeri!

26. Maka kita harus bangun 3 kekokohan : kekokohan raihan suara politik, kekokohan kompetensi, dan kekokohan dukungan sosial masyarakat.

27. Pertama, tentang kekokohan raihan suara, saya telah menjelaskannya di kultwit sebelumnya. Walau hanya urgensinya. Namun sdh saya ulas.

28. Inti dari membangun kekokoha raihan suara adalah, agar kita punya basis legitimasi politik yang kuat di parlemen. Jadi pemerintahan efektif

29. Pemerintah bikin anggaran, diajuin ke parlemen. Parlemen gak setuju, balik ke anggaran taon lalu. Puyeng pala barbie. Jgn ampe kita begini.

30. Kalo kita berkuasa, kita harus punya basis suara parlemen yang kuat. Agar rencana dan regulasi positif, bisa jalan tanpa banyak gangguan.

31. Oposisi penting, sebagai penyeimbang, ngingetin kalo kita salah, tapi kadarnya terukur. Heheheh...

32. Oposisi kayak garam aja.. penyedap. 1 sendok teh aja. Jangan 1 gayung. Asinn.. gak bisa dimakan.

33. Ttg bagaiman menuju 50%, bagaimana supaya gak tersedot ke pusaran pragmatisme, bagaimana bisa menang tapi murah, next dibahas.

34. Ini kontrak kultwit sama piyungan.. 1 hari 1 kultwit.. kalo dibahas semuanya.. khawatir gak ada bahan.. heheheh.. intermeso

35. Oke.. kembali ke jalan yang benar...

36. Kekokohan yang kedua, adalah kekokohan kompetensi. Saya pernah berbincang denga sahabat yg kuliah di Turki, dan dekat dengan AKP.

37. Dia bertutur : "AKP itu sangat kompeten. Orang-orangnya memang punya kemampuan untuk mengelola. Jadi emang jauh sama kita(PKS)" sori ya...

38. Dia : "di AKP, yang ahli energi, bener2 ahli energi. Kalo Ahli ekonomi, bener2 ahli. Jadi negara terkelola dengan baik"

39. Bukan salah PKS, tapi proses membangun kompetensi pengelolaan negara dalam alur kaderisasi PKS butuh waktu. Ini tantangan.

40. Sehingga, negara dikelola bukan hanya oleh orang yang "berniat baik" tapi juga berkompetensi baik.

41. Saya bantu memahami: "orang baik, sholih, hafal qur'an, mau niat ngantar ibu hamil ke rumah sakit, tapi gak bisa nyetir" --- got it?

42. Saya yakin, insyaAllah Kader PKS sholih. Tapi ini ttg kompetensi kita. Bisakah seorang sholih yg gak bisa nyetir, anda paksa nyetir?

43. Ketiadaan kompetensi ini adalah KERAPUHAN! InsyaAllah ini definisi renungan dari Habib Salim. So: bersiap belajarlah!

44. Ya makanya harus belajar. Kita kader PKS harus membangun kompetensi di semua lini. Jangan numplek di partai semua.

45. Pejabat birokrat itu, di level dirjen misalnya, harus eselon 4. Ini kan jabatan karir bro sis. Bukan jabatan politik yang "tiba2".

46. Perhitungan ahli rekayasa sosial, kita butuh 2 juta PNS "bener", untuk merenovasi bangsa ini. Panjang nih kerja kita.

47. Iya itu 2 juta PNS gak perlu kader semua, tapi setidaknya 20% nya lah ya.. kalo mau stabil dan efektif. Sekitar 400 ribu kader PNS. Hehehe..

48. Ane jadi kayak ngebocorin strategi gini.. gak lah ya.. ini fikiran independen saya kok.. belum tentu cara main PKS. Lanjut.

49. Kekokohan berikutnya, yang harus dibangun, adalah ikatan dukungan masyarakat yang kuat. Levelnya harus loyalis.

50. Gini lho, orang tuh milih PKS, bisa aja karena iseng, karna demen kumisnya ust Anis, karena iklannya keren, atau karena mmg pilihan kuat.

51. Jadi, di range 8.480.104 pemilih kita kemarin itu (pemilu 2014), ikatannya beda2. Ada yang "hi-engage" .. ada yg "low-engage"

52. Kalo pemilih kita itu kebanyakan low-engage. Ikatan hatinya ke kita gak dalem, maka ketika kita digoyang, mereka goyang juga.

53. Diluar dari permainan militer, kudeta mesir itu terjadi karena ini juga, voters beralih. Sampe2 univ al azhar ikut2an goyang IM.

54. Makanya, dari skrg, bangun komunikasi sama polisi dan militer itu.. biar kokoh juga.. kalo berkuasa. Serius Erdin mah. Suer deh.

55. Itu sekiranya yang ingin Erdin bagi : kokoh suara, kokoh kompetensi, kokoh basis sosial.

56. Saya bersama PKS dahulu PK, sejak nop 2001. Saya sangat meyakini, kita kader PKS ini, punya niat baik untuk bangsa ini.

57. Sejak 2008 Saya mulai mengaburkan identitas kepartaian saya. Saya bergaul lintas arus politik. Dan saya tidak menemukan yg seperti antum.

58. Mereka gak tau Saya kader seperti antum. Mereka gak tau kalo saya halaqoh usrah seperti antum. Saya bergaul dengan mereka. Dan menemukan..

59. Dan menemukan bahwa, susah mencari kader-kader tulus seperti antum semua. Generasi muda partai lain ini penuh kepentingan.

60. Di PKS juga ada sih, tapi kadarnya relatif sangat kecil. Suer deh. Lebih banyak yang baik-baik dan tulus-tulus.

61. Masih banyak kader yang rela berkorban sebagian besar gajinya untuk melayani kampung, area yang dihadonahi.. haru deh saya..

62. Makanya dosa banget kalo ada yang berkhianat amanah di atas keringat tulus para kader. Dosa banget.

63. Udah dulu deh curhatnya, kembali ke poin : jgn sampe orang2 baik di PKS ini, hanya jadi dagelan saat kita berkuasa.

64. Kita orang baik, tetapi kita gak mampu, lalu keadaan bikin kita berkuasa. Saya khawatir ujungnya malah fitnah besar : Islam sama aja.

65. Jgn sampe bunyinya : "Islam sama aja, PKS sama aja, toh negeri sulit2 juga, mana tuh pembangunan, melesat.. de el el... TEORI" -- jgn sampe

66. Negeri ini kompleks. Mafia ada. Penjahat banyak. Mereka kuasai pos-pos penting. Kadang menjadikan kepala daerah bahkan birokrat sbg boneka.

67. Itu fakta. Tapi kalo kita mengurai mereka pelan-pelan. Buyar juga kok mereka. Wamakaru.. wamakarallah.. wallahu khoirul makirin...

68. Se-konspiratif.. konspiratifnya mereka.. mereka akan berantakan juga kok.. tenang aja. Asal hati ke Allah.. Sidqu Tawajjuh Ilallah...

69. Yuk ikhwah, hati kita lurus ke Allah, kita kembalikan Islam yang penuh maslahah ini ke tempatnya : NEGARA!

70. Mudah-mudahan, dengan konsep-konsep Islam yang penuh mashlahah, kita bisa membawa masyarakat ini ke yang lebih baik.

71. Kembali ke bahasan : kokoh yuk. Bangun raihan suara, bangun kompetensi, bangun kekuatan sosial.

72. Mudah-mudahan kultwit ide ini dibahas di liqo-liqo, di forum-forum qiyadh. Maaf ikhwah, saya harus setting anonim dulu. Piyungan pun gak tau

73. Alhamdulillah.. END..
__
NB:
- Erdin tidak suka publisitas. Erdin bertumbuh hingga hari ini karena jasa para murobbiy. Banyak saham PKS di diri Erdin.
- Akun anonim Erdin ini, Erdin niatkan untuk berkontribusi ke jamaah. Erdin tidak bisa pakai akun real Erdin. Maafkan.
- Sesiapa yang cocok dengan pemikiran Erdin, sila follow saja. Erdin akan follow balik.
- Mudah-mudahan dengan mode anonim begini, Erdin lebih terjaga hati. Jika jadi bahasan kader. Jadi viral. Erdin aman hatinya. Karena anonim.
- Doakan Erdin berkah ya, disayang Allah. Sangat banyak konsep-konsep pemikiran Erdin yang terkait development PKS. Moga para qiyadah mau liat
- Sedih aja sih, hampir 1 juta orang lebih terstruktur terkordinasi, tapi resultan kekuatannya belum begitu terasa. Ada yg salah di manajemen.
- Bismillah, moga kita bisa urai pelan2. Thx.

*dari twit @erdin034 (18/8/2015)

Baca juga :