Tidak ada daya dan kekuatan kecuali kekuatan dan kebesaran Allah Subhanahu Wata’ala. Setidaknya itulah yang dirasakan Haji Ali Muchtar, imam Masjid Baitul Muttaqin, Tolikara, Papua.
Selama menekuni dakwah di Tolikara sejak 9 tahun silam (tepatnya 2006), ia selalu ingat kisah Rasulullah meneladankan akhlak dalam berdakwah.
“Dakwah tidak mesti khutbah, terlebih di daerah seperti Papua,” ujar pria asal Lumajang Jawa Timur itu saat memberikan ceramah di Masjid Ummul Qurro Pesantren Hidayatullah Depok, Kamis, (13/08/2015).
“Pernah ada remaja Papua yang menyatakan niatnya ingin dinikahi lelaki Muslim. Ketika ditanya kenapa? Islam itu tidak mabuk, tidak pukul perempuan dan baik hati,” ucapnya Imam Masjid Tolikara yang menyempatkan mampir ke PP Hidayatullah Depok setelah mengikuti acara Muktamar NU ke-33 di Jombang.
“Dalam berdakwah, kita mesti pakai akhlak Rasulullah. Tidak usah membalas kejahatan dengan kejahatan. Kemudian, jangan ragu berbuat baik kepada non Muslim, insya Allah besar manfaatnya, terutama kala ada salah paham di masyarakat,” paparnya.
Ia mengaku sudah kenyang dengan yang namanya kejadian yang memancing emosi. Tetapi pria 38 tahun itu lebih memilih sabar karena dakwah.
“Ternyata dengan bersabar, masalah itu hilang dengan sendirinya,” tegasnya.
Bahkan, tidak jarang Ali Muchtar dipercaya penduduk setempat untuk menitipkan uang/barang.
“Kalau ada yang punya uang dan ingin menyimpan, biasa mereka titip kepada umat Islam. Ketika ditanya kenapa. Jawabnya, kalau orang Islam itu titipan kami utuh pak guru,” ujarnya.
Di akhir ceramahnya, Ali Muchtar melaporkan bahwa pembangunan kembali Baitul Muttaqin di Tolikara terus berlangsung.
“Sekarang pembangunan sudah 40%, mohon umat Islam mendoakan dan membantu kami, agar iman tetap kokoh sebagai Muslim di daerah minoritas, pungkasnya.*/Abu Ilmia
*Sumber: Hidayatullah.com