Hamas: Ban Ki Mon Harus Mundur dan Minta Maaf pada Rakyat Palestina


Juru bicara gerakan perlawanan Islam Hamas, Sami Abu Zuhri mengatakan, hasil penyelidikan yang ditayangkan Aljazeera menunjukan Israel melanggar gencatan senjata di Rafah.

Hal ini menjadi bukti bahwa ia bertanggung jawab atas peningkatan ekslasi kejahatan selama perang ke Gaza tahun 2014.

Dilansir infopalestina.com Jumat (28/8) kemarin, dalam pernyataanya Abu Zuhri di jejaring facebooknya mengatakan, apa yang ditampilkan Aljazeera membongkar kebohongan sekjen PBB, Ban Ki Moon yang menutupi pembantaian 170 orang sipil di Rafah.

Abu Zuhri minta Ki Moon segera mundur dan minta maaf kepada bangsa Palestina setelah terbukti terlibat dalam kejahatan ini.

Hasil penyelidikan yang disebarkan televise Aljazeera net kemarin mengungkap kasus hilangnya perwira Zionis Hadar Goldan dua jam setelah peristiwa penyergapan yang dilakukan mujahid Al-Qossam di timur Rafah. Hal ini membuktikan bahwa operasi tersebut dilakukan sebelum jam delapan pagi, sebelum dimulainya gencatan senjata. Dengan demikian maka Israel lah yang melanggar perjanjian gencatan senjata.

Apalagi menurut penjelasan dari Al-Qossam, bahwa bentrokan senjata terjadi 25 menit sebelum dimulainya gencatan senjata. Komunikasi dengan para mujahidin yang melakukan penyergapan masih terputus.
Inti dari film tersebut bahwa ada sekenario yang paling mendekati kebenaran yaitu penyerangan roket hingga terjadinya bentrokan senjata yang menewaskan dua serdadu Zionis dan satu orang syahid yaitu Walid Taufiq komandan lapangan AL-Qossam yang memakai pakaian militer Israel yang disangka Zionis sebagai temanya. Dengan ini terungkapkan salah satu perwira Zionis hilang.


Baca juga :