Sudah 10 bulan lebih menjabat sebagai Presiden Republik Indonesia, gaya kepemimpinan Joko Widodo mulai menjadi sorotan.
Beberapa waktu lalu, Presiden Jokowi pun menganggap pemerintahannya belum maksimal hingga memutuskan melakukan reshuffle kabinet, mengganti sejumlah menterinya dengan menteri baru.
Hal ini pun ternyata tak luput dari perhatian mantan presiden RI, BJ Habibie. Seperti dilansir viva.co.id, dalam tayangan di tvOne, Senin, 17 Agustus 2015, ia menganggap, reshuffle kabinet yang dilakukan Jokowi sesungguhnya belum perlu dilakukan.
"Kalau menurut saya, menteri sebelum reshuffle itu sudah tepat sekali. Masa baru 10 bulan harus bisa mengubah kesalahan yang berakumulasi," kata Habibie.
Meski Habibie mengaku ingin Jokowi memberikan waktu untuk para bawahannya bekerja, ke depan, ia juga berharap, Indonesia segera mendapatkan pemimpin yang lebih baik. Habibie pun yakin, sosok pemimpin yang baik akan ada di Indonesia.
"Ada waktunya memiliki pemimpin yang baik. Tapi sekarang, kita memang sedang dalam masalah menghadapi dunia," ujar Presiden RI ke-3 ini yang menggantikan Soeharto pasca reformasi.
Bacharuddin Jusuf Habibie adalah Presiden Republik Indonesia yang ketiga. Ia menggantikan Soeharto yang mengundurkan diri dari jabatan presiden pada tanggal 21 Mei 1998. Habibie mewarisi kondisi kacau balau pasca pengunduran diri Soeharto akibat salah urus di masa orde baru.
Sangat singkat beliau menjabat presiden. Habibie hanya menjabat 1 tahun dan 5 bulan sebagai presiden, namun ia berhasil menaikkan nilai tukar rupiah meroket naik dari Rp 16.000 hingga menjadi Rp 6500 per dolar AS, nilai yang tidak akan pernah dicapai lagi di era pemerintahan selanjutnya.