Perlambatan ekonomi Indonesia masih terus berlangsung. Hal tersebut tercermin dalam pertumbuhan ekonomi triwulan II 2015 yang kembali berada di level 4 persen. Kemarin (5/8) Badan Pusat Statistik (BPS) merilis pertumbuhan ekonomi triwulan II tahun ini hanya mencapai 4,67 persen. Angka pertumbuhan tersebut lebih rendah dari triwulan pertama lalu, yang tercatat sebesar 4,72 persen.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) angkat bicara soal pelambatan pertumbuhan ekonomi di kuartal II ini. Menurutnya, hampir semua negara mengalami kondisi yang mirip dengan Indonesia.
Sebab, pelambatan terjadi karena dipengaruhi faktor eksternal, seperti penurunan harga komoditas. Namun, Ia yakin pertumbuhan ekonomi sebesar 4,67% di kuartal II merupakan yang terendah di tahun 2015.
Selanjutnya pertumbuhan akan kembali meningkat di semester II nanti. Apalagi, ini ada kaitannya dengan serapan anggaran pemerintah yang masih rendah.
"Memang biasanya bergeraknya (serapan anggaran) baru di bulan Juni, Juli dan meroket di September, Oktober," kata Jokowi, Rabu (5/8) di Istana Bogor.
Oleh karenanya, pemerintah janji untuk segera mendorong realisasi serapan anggaran. Bukan hanya belanja pemerintah saja, melainkan juga yang ada di badan usaha milik negara dan sektor swasta.
Sementar itu, Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro yakin hingga akhir tahun serapan belanja pemerintah bisa mencapai 80%.
Sumber: kontan.co.id