"Al Arwahu junudun mujannadah!"


Hari Jumat yang lalu selepas majelis ‪#‎JejakNabi‬, Ustadz Salim A. Fillah setelah melayani foto2 dan tandatangan dari sebagian jamaah, beliau segera meninggalkan Masjid Al Falah, karena sudah ditunggu penjemput dari Masjid Pakuwon City.

Saya bersama rombongan Mbak Helvy Tiana Rosa baru meninggalkan Al Falah 15 menit kemudian. dr. Hajar Ariyanti yang malam itu menjadi pemandu kami, mengarahkan rombongan ke suatu warung yang terletak di Jalan Embong Malang. Sampai di lokasi, kami harus antri menunggu kursi kosong.

Setelah menunggu beberapa saat, kami akhirnya mendapatkan tempat di dalam. Tidak kami sangka, ternyata di dalam juga ada Ustad Salim. Padahal kami tidak janjian. Dengan bercanda, beliau berujar, “Al Arwahu junudun mujannadah!

Nah, ungkapan Ustadz Salim yang dikutipnya dari sebuah hadis shahih yang terkenal itu menjadi menarik untuk kita bahas sekali lagi. Jiwa-jiwa itu seperti sepasukan, berada dalam satu barisan dan komando yang sama. Setiap jiwa masing-masing kita akan selalu mengajak untuk berkumpul dengan jiwa lainnya yang mempunyai kecenderungan yang sama, prinsip yang sama, ideologi yang sama serta keyakinan yang sama.

Memang, sebagai manusia kita dituntut untuk saling berkenalan, berbaur dan bekerjasama dengan semua komunitas dan kelompok manusia. Lintas suku, agama dan bangsa. Tapi, tetap pada beberapa hal yang bersifat prinsip kita tidak bisa bersatu dengan semua jenis manusia. Menikah, beragama, beribadah dan bahkan tentang jenis pemimpin yang dikehendaki. Semua itu prinsip.

Lebih jauh lagi, ketika jiwa-jiwa itu semakin menemukan kesamaannya satu sama lain, maka mereka akan semakin rekat. Saling tarik untuk selalu bersama, berada pada tempat, rasa, keinginan dan sudut pandang yang sama.

Maka, saya pun merespon candaan Ustadz Salim, “Na'am ya Syaikh, dan bahkan memilih makananpun jiwa-jiwa kita mujannadah.” :)

(Abrar Rifai)

***

الْأَرْوَاحُ جُنُودٌ مُجَنَّدَةٌ فَمَا تَعَارَفَ مِنْهَا ائْتَلَفَ وَمَا تَنَاكَرَ مِنْهَا اخْتَلَفَ

Ruh-ruh manusia bagaikan pasukan yang besar. Selagi ruh-ruh itu saling mengenal, maka mereka akan bersatu padu. [HR Muslim]

Seperti saat Erdogan bertemu Habibie. Se-jiwa, satu ruh. Ruh Islam.


Baca juga :