Hari ini, dua tahun lalu, Presiden Mesir Mohammad Mursi digulingkan oleh Jenderal As-Sisi. Selama menjadi orang nomor satu di Negeri Piramida itu, As-Sisi menunjukkan kebengisannya: menahan lebih dari 4.000 orang, membunuh lebih dari 7.000 syuhada dan memvonis mati lebih dari 500 rakyat Mesir. Di luar itu, kondisi ekonomi Mesir berada pada titik nadirnya. Bagaimana kita membaca fenomena ini?
Kita akan menggunakan dua pendekatan dalam menelaah ini: politik dan agama. Pertama, pendekatan politik. Jay Ulfelder, ahli Ilmu Politik dari Amerika Serikat memiliki teori terkait hubungan antara kudeta dan pertumbuhan ekonomi suatu negara. Analisis Jay Ulfelder banyak dipakai untuk memahami kudeta di banyak negara. Menurutnya, kudeta akan memengaruhi pertumbuhan PDB (Produk Domestik Bruto).
PDB merupakan salah satu indikator penting untuk mengetahui kondisi ekonomi di suatu negara. Dari data PDB dapat juga diturunkan beberapa indikator ekonomi penting lainnya, seperti: Produk Nasional Bruto, Produk Nasional Neto atas dasar harga pasar, Produk Nasional Neto atas dasar biaya faktor produksi atau yang disebut sebagai pendapatan nasional, dan angka-angka per kapita.
Secara umum, kata Jay Ulfeder, pada tahun terjadi kudeta, akan menurunkan laju pertumbuhan PDB sebesar 2,1 persen. Lalu, setahun setelah kudeta, aksi kudeta mampu menu runkan PDB hingga 1,3 persen. Pada tahun kedua setelah kudeta, PDB bisa terpangkas hingga 0,2 persen.
Data dan fakta PDB Mesir sejak dipimpin oleh As-Sisi agak sulit saya dapatkan. Namun, jika berkaca pada pernyataan As-Sisi dan para pembantunya, tergambar jelas kondisi ekonomi Mesir yang kian terpuruk. Pada 2014, Menteri Kerjasama Internasional dan Perencanaan Mesir Ashraf El-Arabi mengatakan pertumbuhan ekonomi negaranya kurang dari 3%. Lalu, pada 2015, pimpinan rezim kudeta, As-Sisi dalam Konferensi Ekonomi yang diadakan di negaranya mengatakan, bahwa Mesir membutuhkan dana sekitar 300 milliar dollar. Dana tersebut, kata As-Sisi akan dipakai untuk pembangunan, sehingga dapat memberi harapan untuk masa depan Mesir.
“Saya menginginkan dana tidak kurang dari 200-300 milliar dollar, demi masa depan 90 juta warga Mesir. Saat ini mereka terus bekerja dengan keras,” kata As-Sisi dalam penutupan kegiatan tersebut.
Apa yang terjadi di Mesir mengkonfirmasi kebenaran teori Jay Ulfeder bahwa sebuah kudeta hanya akan membuat laju ekonomi suatu negara terhenti. Ujung dari itu adalah terpuruknya perekonomian dan derita yang yang harus ditanggung oleh rakyat.
Kedua, pendekatan agama. Penggulingan terhadap kepemimpinan Mursi bukan sekadar kudeta militer biasa terhadap pemerintahan yang sah. Tapi ini adalah kudeta akhir zaman. Rasulullah saw banyak mengingatkan umatnya tentang akan tibanya akhir zaman melalui berbagai haditsnya.Yang sangat menarik, dalam banyak hadits tersebut, tak cuma fenomena sosial, ekonomi dan budaya yang diingatkan Rasulullah sebagai tanda tibanya akhir zaman.
Rasulullah bahkan secara detail menjelaskan dalam haditsnya tentang fenomena politik yang akan mengiringi datangnya akhir zaman. Dalam hadits yang diriwayatkan Imam Ahmad, beliau memaparkan akan datangnya akhir zaman setelah melalui lima periode atau fase.
Pertama, masa nubuwah atau kenabian. Masa dimana Rasulullah saw mengemban misi dakwah menyebarkan Islam. Kedua, masa khulafaur rasyidin yakni era paska Rasulullah saw wafat. Mulai dari Abu Bakar hingga Ali bin Abi Thalib. Ketiga, masa mulkan ‘adhon (raja-raja yang menggigit). Berlangsung setelah berakhirnya khulafaur rasyidin: dari Bani Umayyah hingga Turki Utsmaniyah. Keempat, masa mulkan jabariyan (penguasa zalim). Kelima, masa kembalinya kejayaan Islam. Saat masa ini tiba, maka akhir zaman sudah semakin dekat.
Masa kenabian, khulafaur rasyidin, mulkan ‘adhon sudah secara sempurna kita lalui. Bagaimana dengan mulkan jabariyan? Hampir berakhir. Perhatikan fakta berikut ini. Mussolini tumbang, Hitler jatuh, Caeusescu terguling, Soeharto lengser keprabon, Husni Mubarrak ambruk. Di saat yang sama, muncul tokoh dan gerakan Islam menjadi penggantinya. Di Mesir, ada Mursi, seorang hafidz Quran yang terpilih sebagai presiden meski kemudian digulingkan. Arab spring atau lebih tepatnya Islam Spring sedang terjadi. Dan disaat yg sama, negara-negara Barat sedang dilanda krisis moral dan ekonomi. Yunani hari ini bangkrut.
Masih tak yakin bahwa kita sedang menuju fase akhir zaman? Berarti anda kalah beriman dari Yahudi!Tahukah anda bahwa di tanah yang dicaplok oleh zionis Yahudi, saat ini terus berlangsung gerakan menanam pohon ghorqod? Jutaan pohon mereka tanam di setiap rumah dan jengkal tanah yang mereka rampas dari rakyat Palestina. Itu karena mereka yakin dengan hadits bahwa tak akan datang akhir zaman hingga terjadi peperangan antara kaum muslimin dan yahudi sehingga yahudi lari tunggang langgang
Mereka berlarian menghindari kejaran kaum muslimin dan bersembunyi di balik bebatuan dan pepohonan. Tapi pohon-pohon bisa berbicara dan memberitahukan keberadaan mereka. Haadza Yahud..haadza yahud..kecuali pohon ghorqod yang diam. Karena itulah mereka menaman ghorqod dengan maksud agar mereka bisa bersembunyi ketika masa peperangan akhir zaman itu tiba
Mursi, seorang hafidz quran yang dipilih dlm pemilu yag sah, hidup bersahaja dan memerintah dg sangat demokratis, dikudeta. Erdogan di Turki yang telah terbukti membawa kesejahteraan dan kemajuan selama menjadi orang nomor satu di sana, juga terus digoyang. Fenomena sejenis ini akan terus terjadi di negara lain saat kekuatan Islam tampil menjadi penguasa.
Dan ketika kudeta dilakukan oleh mereka (militer, kaum Liberal Sekuler dengan didukung oleh AS, sejatinya mereka sedang mengkudeta akhir zaman. Mereka sedang mengkudeta skenario Allah untuk menjadikan Islam sebagai kekuatan yang akan membawa keadilan dan kesejahteraan. Mereka sedang melakukan kudeta terhadap rencana Allah untuk menjadikan zaman ini berakhir dengan tampilnya kekuatan Islam. Dan kudeta mereka hanyalah keberhasilan semu, yang hanya menunda skenario sempurna Allah untuk menjadikan Islam memimpin dunia ini.
Keterpurukan Mesir hari ini menjadi bukti tak terbantahkan tentang ketakberdayaan manusia saat mencoba melawan takdir Allah. As-Sisi, negara Barat dan pendukungnya tak cuma sedang melawan teori seorang anak manusia bernama Jay Ulfeder, melainkan juga menantang ketentuan Allah akan tibanya kejayaan Islam. Mereka memang sukses membuat makar terhadap Mursi. Namun, Allah jualah sebaik-baiknya pembuat makar.
Erwyn Kurniawan
Pemimpin Redaksi www.kabarumat.com
@Erwyn2002
Sumber: http://www.kabarumat.com/2015/07/2768/mursi-as-sisi-dan-kudeta-akhir-zaman/