London - Untuk pertama kalinya dalam sejarah, seorang wanita Arab menjadi staff wasit di Wimbledon setelah Aseel Shaheen terpilih menjadi hakim garis di Wimbledon edisi tahun ini.
Dengan pakaian kemeja biru garis-garis dan celana krem -- baju seragam untuk seluruh panitia di Wimbledon --, serta jilbab yang dikenakan Shaheen tampak lebih menonjol dibandingkan perangkat pertandingan lainnya.
Kota London terkadang juga dipenuhi oleh orang Arab, terutama di musim panas, namun melihat seorang wanita berjilbab di dunia tenis bukanlah suatu hal yang umum.
"Tidak terlukiskan perasaan saya berada disini. Ini adalah sesuatu yang besar dan sebuah tantangan. Saya adalah perempuan pertama dari dunia Arab yang menjadi wasit di Wimbledon."
"Saya khawatir bahwa mereka tidak akan menerima saya karena saya mengenakan jilbab, namun ternyata sebaliknya, mereka menerima saya," kata Shaheen seperti yang dikutip dari situs Sport 360, Kamis (2/7).
"London memang cukup terbuka terhadap jilbab, tapi mungkin itu tidak biasa di dunia tenis."
"Tapi saya bisa mengenakan jilbab dan bekerja di lapangan selama pertandingan tenis di Wimbledon, dan ini adalah sebuah tanda bahwa dunia sudah mulai menerima kami lagi," kata Shaheen yang berasal dari Kuwait ini.
Perempuan berusia 41 tahun menyukai olahraga namun tidak besar di dunia tenis. Cita-citanya adalah menjadi perenang ataupun pelatih renang sampai akhirnya semua itu berubah saat ia mengikuti kursus perangkat pertandingan tenis pada 2002.
"Saya tidak pernah tahu apa-apa tentang tenis sebelumnya, tapi saya urutan ketiga dalam kursus," ucap Shaheen sambil mengingat kembali pengalamannya.
"Jadi saya memutuskan untuk melanjutkan langkah itu. Menjalani profesi ini merupakan sebuah tantangan bagi saya karena mereka akan selalu mencalonkan para lelaki dan mengabaikan saya."
Perjuangan Shaheen cukup berliku sampai akhirnya ia mulai mendapatkan pengakuan akan kemampuannya.
"Saya katakan kepada mereka bahwa saya ingin menjadi seorang wasit internasional, saya memiliki kualifikasi dan saya mempunyai keterampilan bahasa karena saya berbicara bahasa Inggris dengan baik. Jadi saya pergi ke sekolah wasit dan saya mendapat lencana putih tahun 2011."
ITF mengesahkan wasit dalam beberapa kategori atau lencana. Lencana putih adalah sebuah sertifikasi nasional. Lencana perunggu, perak, dan emas adalah sertifikasi internasional.
Sejak tahun 2011, Shaheen telah 'memeriahkan' banyak turnamen sebagai wasit utama ataupun hakim garis di turnamen kategori Futures dan Challenges dalam rangka untuk menambah pengalaman. Ia juga terlibat dalam ajang ATP dan WTA di Doha.
Tahun lalu, ia mendapat pengalaman pertamanya di kualifikasi Wimbledon, yang berlangsung di Roehampton. Tahun ini, setelah mendapatkan evaluasi yang kuat dan mendalam, ia terpilih untuk memimpin dalam babak utama di Wimbledon untuk pertama kalinya.
"Untuk bisa jadi wasit utama (di turnamen besar), paling tidak saya harus memiliki lencana perak."
"Karena itu saat ini berusaha untuk lulus dari lencana perunggu. Atas dasar itulah saya berpartisipasi di banyak turnamen dan mendapatkan banyak pelajaran," ujar Shaheen.
Sumber: CNN Indonesia