Tim Reformasi Migas diminta selidiki minyak sonangol. Penegak hukum pun dihimbau agar lakukan analisa terhadap sampling minyak tersebut. Pernyataan tersebut diungkapkan oleh Pengamat Energi Yusri Usman, kepada Aktual.co, di Jakarta, Senin (1/6).
Terkait persoalan Sonangol, Yusri mengatakan pada saat itu dari G to G diproses jadi B to B. Namun, penanganannya dirasa janggal. Ia menyebut, ada sonangol EP dengan pertamina ISC tetapi dilempar ke PES Singapura.
"Anehnya waktu d Singapura muncul Cina Sonangol, di absensi Petral Singapura dan Sonangol EP muncul ada dua person dari Sonangol. Dan cina sonangol adalah partner surya energi develop Cepu. Pada saat itu beredar surat sonangol EP kepada pertamina energi service singapura dan dijawab tak ada diskon, semua dengan harga market, berarti beda dengan apa yang di gembar-gemborkan di awal. Waktu kedatangan di taken MOU dengan wapres," ungkapnya
Kemudian, lanjut Yusri, persetujuan itu daksanak dengan pertimbangan, Namun minyaknya sekarang menjadi masalah.
"Faisal Basri bilang yang harusnya masuk Balongan akhirnya di geser ke Cilacap, Sonangol ini aneh , minyak itu nggak bisa sembarangan," katanya
Menurutnya, tiap kilang harus dilakukan analisa dulu, sesuai tidak crude nya termasuk minyak ringan atau berat.
"Karena tidak bisa sembarang masuk . nanti merugikan kilang. Dan ini terjadi katanya harus nambah biaya lagi. Nggak bisa minyak balongan di switch ke cilacap. emang air apa ?," cetusnya
Yusri menuturkan hal ini harus di sidik dan di cek mengenai crudenya. Sudah sesuai atau tidak, Jika tidak maka ada pidananya untuk itu.
Sumber: Aktual