Wakil Presiden Jusuf Kalla menganggap kenaikan harga sejumlah komoditas pangan jelang Ramadan sebagai 'hadiah' bagi petani dan merupakan fenomena tahunan yang terjadi selama 70 tahun Indonesia merdeka.
Kalla menuturkan pergerakan harga komoditas pangan jelang puasa merupakan momentum tahunan. Kenaikan biasanya terjadi pada komoditas pangan yang tidak bisa disimpan dalam waktu lama dan kebutuhannya selama puasa dan Lebaran relatif tinggi.
"Barang yang kebutuhannya dibutuhkan mendadak secara bersamaan saat Lebaran dan tidak bisa disimpan lama itu pasti naik. Kayak daging, telur ayam, ayam, cabai, sayur-sayuran pasti naik," tutur JK di kantornya, Selasa (9/6).
Menurut JK, kondisi tersebut berbeda dengan komoditas hasil industri yang pasokannya dapat diatur sesuai kebutuhan pasar. Dengan menjaga produksi, pergerakan harga komoditas pangan hasil industri pun lebih dapat dikendalikan.
"Anggaplah sedikit itu hadiah Lebaran untuk petani itu kan. Jadi mau bicara apapun pasti begitu. Selama 70 tahun merdeka begitu," katanya.
Kenaikan harga sebagai "hadiah" Lebaran bagi petani diumpamakan JK seperti Tunjangan Hari Raya (THR) yang diterima oleh para pekerja formal di Tanah Air jelang Lebaran setiap tahunnya.
"Hadiah Lebaran lah untuk petani. Kita kan ada THR kan. Kasihlah sebagian untuk petani itu Rp 1.000, Rp 2.000," tuturnya.
Berdasarkan situs resmi Kementerian Perdagangan, harga beras medium saat ini sebesar Rp9.842/Kg, gula pasir 13.103/Kg, minyak goreng kemasan Rp15.229/620 ml, daging sapi Rp103.300/Kg, daging ayam ras Rp30.890/ekor, telur ayam ras Rp22.397/kg, dan tepung terigu Rp8.863/kg.
Sumber: Bisnis.com