Sekolah Pemikiran Islam (SPI) Indonesia Tanpa JIL mengadakan Seminar Akbar bertajuk “Saatnya Umat Islam Bersatu”.
Seminar yang digelar di Gedung Djoeang DHN 45, Jakarta Pusat, Ahad (31/5) lalu, dihadiri oleh lebih dari 100 orang peserta.
Seminar Akbar kedua yang diadakan oleh SPI ITJ ini menghadirkan para asatidz yang sudah bertahun-tahun berkecimpung di dunia dakwah.
Pada sesi pertama, ada Dr. Adian Husaini yang menjabarkan tema “Pentingnya Menjaga Adab dan Ilmu Demi Ukhuwwah Islamiyyah” serta misi para orientalis yang merusak pemikiran umat Islam.
Pembicara kedua adalah Fadlan Garamatan, Da’i asal Fakfak, Irian Jaya ini, berkesempatan memaparkan tema “Islam Mempersatukan Hati Manusia: Refleksi Dakwah di Nuu Waar”.
Fadlan secara panjang lebar menceritakan sepak terjangnya bersama dengan belasan da’i lainnya yang telah mengislamkan banyak warga Papua dari berbagai suku.
Pembicara terakhir adalah Alwi Alatas, MHSC. Dalam Seminar Akbar ini, ia membawakan tema “Belajar dari Kekalahan Umat Muslim di Perang Salib 1 & 2”.
Alwi juga menerangkan apa saja yang menyebabkan kekalahan itu terjadi dan bagaimana solusi persatuan umat.
“Alhamdulillah para pemateri sangat rinci memberi pemaparan. Apalagi terkait pentingnya beradab dan berilmu. Seperti yang disampaikan oleh Ustad Adian, bahwa adab itu, bahasa gampangnya, adalah tahu diri,” ujar Muhammad Fahim Ilmi, Ketua Pelaksana Seminar Akbar.
Fahim, mahasiswa LIPIA yang dipilih oleh rekan-rekan lainnya untuk menjadi Ketua Pelaksana, menyampaikan harapannya.
“Saya berharap SPI ITJ dapat melebarkan sayapnya hingga ke berbagai segmen, seperti kalangan pelajar SMA, terutama Rohis. Semoga dengan usaha tersebut, bisa makin memotivasi umat Muslim agar lebih greget dalam berdakwah,” ungkapnya.
Sumber: Hidayatullah