Pemilu Turki cukup menegangkan, namun ketegangan itu ternyata bertambah saat diketahui hasil perolehan masing-masing partai. Saat tidak ada satu pun partai yang bisa membentuk kabinetnya sendiri, solusinya adalah kabinet koalisi. Pengaruh dan tekanan kepentingan akan sangat dominan dalam proses ini.
AKP 258 kursi (47%), CHP 132 kursi (24%), MHP 80 kursi (14,5%), HDP 80 kursi (14,5%). Total kursi parlemen Turki = 550.
Pengamat politik Turki, Gazawan El-Masri, seperti dilansir klmty, Rabu (10/6/2015) hari ini, menyebutkan tiga kemungkinan yang akan terjadi dalam proses pembentukan kabinet kali ini.
(1) AKP Memimpin
Pertama, seperti disebutkan Gazawan, presiden menginstruksikan partai yang mendapat perolehan terbesar untuk membentuk kabinet. Dalam hal ini, Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP), harus membentuk kabinet koalisi dengan partai lain.
Sangat kecil kemungkinan AKP berhasil membentuk koalisi dengan Partai Rakyat Republik (CHP), partai terbesar kedua dalam perolehan suara, dan Partai Rakyat Demokratik (HDP), partai kurdi yang baru saja berhasil masuk ke parlemen.
Kemungkinan masih terbuka berkoalisi dengan Partai Gerakan Kebangsaan (MHP). Namun ada banyak tekanan dari dalam dan luar negeri yang tidak menginginkan terbentuknya koalisi ini. Kekuatan asing ingin, koalisi terbentuk antara tiga partai, CHP, MHP, dan HDP. Namun hal ini tak ada bedanya dengan sebuah kudeta atas kemenangan AKP.
(2) Kesempatan untuk CHP
Ketika AKP gagal membentuk kabinet, maka presiden mengintruksikan partai pemenang kedua untuk membentuk pemerintahan, CHP. Tapi apakah partai ini akan berhasil menggalang MHP dan HDP? Apalagi, HDP yang dominan kesukuan Kurdinya jarang terlihat mengibarkan bendera Turki, berbeda dengan MHP yang sangat mensakralkan bendera itu.
Terbentuknya koalisi tiga partai ini akan terwujud jika tekanan dari pihak asing sangat besar. Namun, masalah dan kerugian besar akan ditanggung rakyat Turki.
Kalau CHP juga gagal membentuk kabinet, presiden berhak untuk menginstruksikan dilakukannya pemilu legislatif dini. Pemilu dipercepat pelaksanaannya. Rakyatlah yang akan menentukan partai mana yang akan memerintah Turki untuk periode mendatang.
(3) Kabinet AKP Tanpa Koalisi
Jika gagal membentuk kabinet, ada kemungkinan AKP membentuk kabinet minoritas, tanpa melibatkan partai lain. Ini adalah kemungkinan yang paling tidak diinginkan partai mana pun, dan sepertinya kemungkinan terjadinya sangat kecil.
Dalam kondisi ini, pemerintah akan menjadi sangat lemah, program-programnya akan sulit diloloskan di legislatif, dan Turki akan sibuk dengan percaturan politik, mengabaikan pembangunan.
Memang, keberadaan Erdogan dalam pemerintah Turki bisa menjadi jaminan terpeliharanya capaian pembangunan selama 13 tahun terakhir yang cukup mencengangkan dunia. Kemudian, berlama-lama dalam proses pembentukan kabinet saat ini juga sangat berpengaruh dalam stabilitas ekonomi. Oleh karena itu, diharapkan segera tercapai solusi yang mementingkan rakyat dan masa depan negara dalam waktu secepatnya.
Sumber: Klmty, dakwatuna
Foto: Erdogan dan pemimpin CHP, Kemal Kılıçdaroğlu