Aksi tarik mandat Presiden Joko Widodo dan Jusuf Kalla oleh mahasiswa yang tergabung dalam Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) dan Gerakan Pemuda Islam Indonesia (GPII) di depan Istana Negara (Senin, 1/6) diwarnai tindakan anarkis oleh Kepolisian.
Ketua Umum IMM, Beni Pramula mengatakan, dua orang mahasiswa dari GPII mengalami memar di bagian muka. Saat ini mereka tengah melakukan visum atas luka akibat pengeroyokan yang dilakukan oleh polisi.
"Mereka sempat ditangkap oleh polisi dan diamankan depan istana, tapi kita jemput dan akhirnya dibebaskan," terang Beni saat dikontak Kantor Berita Politik RMOL, sesaat tadi.
Dia jelaskan, mahasiswa dari GPII, Doyok Hanif juga sempat hilang. Nomor telepon genggamnya juga tidak aktif.
"Tapi barusan (sekitar jam 20.00 WIB) dia sudah kembali. Katanya dia diamankan setelah disebut memprovokasi para mahasiswa lain," cerita Benny.
Ditambahkan Benny, korban terparah dalam aksi ini adalah seorang perempuan dari IMM, Immawati Isna. Saat ini dia tengah mengalami koma karena tertembak peluru karet di bagian perut kiri.
"Immawati Nisa, dia IMM, masih koma di RSCM," tandas Beni. [sam]
Sumber: RMOL
Foto ilustrasi: Mahasiswa saat aksi pada 21 Mei 2015 di depan Istana Negara