Rombongan peserta Ijtima Ulama Majelis Ulama Indonesia (MUI) Selasa (9/6) malam mengadakan kunjungan silaturahim kepada Bupati Tegal Enthus Susmono di rumah dinas bupati.
Dalam pertemuan tersebut, Enthus menyampaikan rasa syukurnya bisa menerima para Ulama, pimpinan ormas Islam dan para cendekiawan.
“Alhamdulillah bisa menerima tamu-tamu besar, para ulama. Semoga Allah selalu menurunkan berkah pada masyarakat tegal,” tuturnya saat menerima kunjungan peserta Ijtima Ulama, Selasa (9/6) malam.
Dalam upaya membangun masyarakat Tegal yang bersih dari kemiskinan dan tindak prostitusi, Enthus mengupayakan program-program untuk menjadikan masyarakat Tegal yang baik dalam agamanya dan menjadi panutan.
“Kemiskinan dan prostitusi menjadi hal penting yang harus selalu dievaluasi. Setiap hari kami selalu mengupayakan pengurangan jumlah para dhuafa dan mencegah prostitusi semakin menjamur,” tambahnya.
Ia menegaskan, jika prostitusi tidak dicegah sejak dini, itu akan menghancurkan generasi dan anak bangsa. “Lebih baik saya mengopeni anak yatim daripada memelihara prostitusi,” tegasnya.
Enthus yang juga berprofesi sebagai dalang wayang itu menuturkan, bahwa dia menolak izin pembangunan karaoke dan pabrik miras di Tegal.
Bukan hanya itu, ia juga selalu mengajarkan kepada para jajarannya untuk tidak menerima riswah (sogokan) dalam berbagai proyek yang ditawarkan.
“Saya bersama teman-teman dalam pemerintahan menolak dengan tegas pembangunan miras dan karaoke yang tidak ada manfaatnya. Riswah pun kami tolak, karena, itu haram,” ujarnya.
Ia menjelaskan, dalam memainkan pewayangan ia selalu memunculkan seni dan dakwah Islam agar dapat diterima oleh masyarakat luas.
“Setiap bermain wayang, pesan dakwah Islam selalu saya sampaikan. Banyak juga orang Cina yang masuk Islam ketika dakwah saya selipkan dalam berwayang. Mudah-mudahan membawa keberkahan,” tutupnya.
Sumber: salamonline