Koalisi pimpinan Saudi dilaporkan dalam semalam kemarin telah melancarkan sedikitnya 30 serangan di provinsi Saada dan Hajja, di wilayah barat laut Yaman yang dekat dengan perbatasan.
Hal ini menyusul serangkaian serangan mortir dan roket Houthi ke sebuah kota perbatasan Najran, Arab Saudi pada Selasa kemarin. Sebuah roket dilaporkan menghantam sebuah bangunan sekolah wanita dan rumah sakit di Najran. Sehingga memaksa pemerintah menutup fasilitas-fasilitas kota.
Pihak Saudi menjelaskan jika serangan roket pemberontak Syi'ah bekingan Iran tersebut dilakukan secara serampangan ke lokasi pemukiman warga sipil.
"Mortir dan Katyushas (roket) ditembakkan secara acak ke sebuah wilayah pemukiman. Menghantam sebuah sekolah khusus wanita, rumah sakit dan beberapa rumah," jelas Brigadir Jenderal Ahmed Assiri, jubir koalisi Arab, dimuat oleh Reuters, Selasa (5/5).
Assiri juga menyebut jika hal ini adalah bukti ancaman Houthi selama ini akibat ideologi mereka, dan Saudi tidak akan mendiamkannya.
Rekaman televisi setempat menunjukkan gambar-gambar kerusakan akibat serangan Houthi. Al-Jazeera menyebut terdapat 3 korban jiwa oleh serangan tersebut.
Sedang serangan balasan dari Saudi semalam menghajar basis kuat Houthi di wilayah Saada.
Sumber Houthi mengklaim bahwa sebanyak 43 warga sipil tewas dan sekitar 100 lainnya terluka oleh serangan yang terjadi hingga hari Rabu (6/5) dini hari. Namun klaim Houthi tidak dapat diverifikasi secara independen.
Insiden-insiden ini terjadi di tengah seruan jeda kemanusiaan oleh PBB beberapa hari belakangan.
Selain pertempuran sengit di wilayah pemerintah Yaman akibat serbuan oleh pemberontak Syi'ah Houthi dan sekutunya, wilayah perbatasan Saudi-Yaman juga telah berulang kali terjadi pertempuran panas.
Saudi sendiri menempatkan sekitar 150 ribu pasukannya di perbatasan, sejak mereka meluncurkan operasi militer gabungan untuk membantu pemerintah Yaman. Saudi juga mendapat bantuan 2100 pasukan penjaga perbatasan dari pemerintah Senegal, "tujuannya untuk melindungi tanah suci umat Islam", terang pemerintah Senegal. (Reuters/Al-Jazeera/CNN Indonesia/rslh)
Foto: Ilustrasi pecahan roket dan mortir