Isu perombakan Kabinet Kerja pimpinan Presiden Joko Widodo semakin kencang. Wakil Presiden Jusuf Kalla bahkan mengatakan perombakan kabinet rencananya dilakukan pada 2015 yang bertujuan untuk meningkatkan kinerja Pemerintah Indonesia.
"Ya pentingnya untuk meningkatkan kinerja pemerintah, di situ pentingnya (perombakan kabinet-red.)," kata JK seperti dikutip dari Antara di Jakarta, Rabu (6/5).
Siapa saja menteri yang akan diganti?
DPR RI sebagai mitra dan pengontrol pemerintah memberikan saran terkait reshuffle kabinet. Wakil Ketua Komisi IV DPR RI, Herman Khaeron melihat dua menteri yang menjadi mitra komisinya bisa direshuffle. Ia melihat kinerja kedua menteri belum optimal.
"Menteri Kelautan dan Perikanan layak dipertimbangkan untuk direshuffle," katanya di Gedung DPR RI, Jakarta, Selasa 5 Mei 2015.
Menurutnya kinerja Menteri Pertanian, Amran Sulaiman dan Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti belum menyejahterakan rakyat. Bahkan ia menyindir berbagai aksi Menteri Susi.
"Ukuran dari keberhasilan mensejahterakan rakyat, bukan hanya meledakkan kapal semata. Tidak hanya dengan membuat kebijakan melarang menggunakan pukat tanpa ada solusinya," katanya.
Desakan mengganti menteri Susi sepertinya sudah santer. Buktinya, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti tiba tiba menitipkan pesan kepada penerusnya yang akan memimpin kementerian.
Dia mengatakan bahwa berbagai kebijakan dan tindakan tegas yang sudah diambilnya seperti perang terhadap 'illegal fishing', larangan transhipment hasil tangkapan di tengah laut serta moratorium perizinan di sektor perikanan tangkap, telah sangat membantu nelayan.
"Saya baru mendapat laporan dari Pulau Kisar, Maluku, bahwa nelayan di sana, bisa menangkap tuna dengan berat 100 kilogram per ekor hanya dengan menggunakan kail dan kapal kecil," ujar Susi seperti dilansir dari Antara.
"Karena itu, saya memohon agar (kebijakan-kebijakan) ini dipertahankan, siapapun pengganti saya nanti," ujarnya menambahkan.
Pernyataan ini menimbulkan tanda tanya sejumlah awak media, namun wartawan tidak berhasil meminta konfirmasi kepada Susi apakah dia akan diganti atau ada masalah lainnya.
"Karena itu, saya minta para nelayan jangan lagi menangkap ikan dengan bahan peledak. Pakai kail saja. Laut kita harus dikelola secara berkelanjutan," tutupnya.