Oleh: Syeikh Muhammad Mutawalli Sya’rawi
SETIAP kisah dalam Al Qur’an merupakan kisah-kisah yang selalu terulang di setiap zaman, hingga waktu di mana kita hidup, selalu kita temukan di dalamnya banyak yang menjadi “Fir’aun” atau “Ashabul Kahfi” yang kabur demi agamanya. Juga kita menemukan “Qarun” yang menyembah harta benda dan emas, dan menganggap bahwa dia tidak membutuhkan Allah.
Oleh karena itu tokoh-tokoh dalam kisah-kisah Al-Qur’an selalu abstrak (tidak diketahui namanya yang pasti) kecuali satu kisah yaitu kisah Nabi Isa bin Maryam, dan Maryam binti Imran. Kenapa? Karena kisah tersebut merupakan mu’jizat yang tidak akan pernah terulang. Oleh karena itu Allah menjelaskan namanya kepada kita dan bersabda “Maryam binti Imran” dalam:
“Dan (ingatlah) Maryam binti Imran yang memelihara kehormatannya, maka Kami tiupkan ke dalam rahimnya sebagian dari ruh (ciptaan) Kami, dan dia membenarkan kalimat Rabbnya dan Kitab-KitabNya, dan dia adalah termasuk orang-orang yang ta’at,” (QS At Tahrim:12).
Laporkan iklan?
Dan bersabda “Isa bin Maryam” dalam: “(Ingatlah), ketika Malaikat berkata: ‘Hai Maryam, seungguhnya Allah menggembirakan kamu (dengan kelahiran seorang putera yang diciptakan) dengan kalimat [195] (yang datang) daripada-Nya, namanya Al Masih ‘Isa putera Maryam, seorang terkemuka di dunia dan di akhirat dan termasuk orang-orang yang didekatkan (kepada Allah),’” (QS Ali Imran:45).
Ini jelas menghindari percampuran dengan cerita yang lain, atau ada perempuan yang mengaku dirinya hamil tanpa campur tangan laki-laki seperti Maryam. Maka kita berkata “TIDAK” karena mu’jizat Maryam tidak akan terulang. Oleh karena itu Allah SWT membatasinya dengan nama yang jelas, sedangkan kisah-kisah yang lain dalam Al-Qur’an tidak diketahui secara jelas namanya.
Allah tidak menjelaskan siapa Fir’aun, Musa, atau siapa saja mereka yang disebut dengan Ashabul Kahfi, atau siapakah Dzul Qarnain, atau siapakah pemilik dua buah kebun anggur dalam surat Al Kahfi:32, sampai akhir dari apa yang disampaikan Al-Qur’an?
Karena tokoh-tokoh tersebut bukan maksud dan tujuan dari cerita-cerita itu. Ada sebagian orang yang sibuk mencari siapa dia Fir’aunnya Musa? Siapa dia DzulQarnain dll. Maka kita katakan kepada mereka sesungguhnya kalian tidak akan sampai kepada sesuatu itu karena Allah swt sudah menceritakan kisah tersebut kepada kita, tanpa ada penjelasan tentang tokoh-tokoh di dalamnya agar kita mengetahui bahwa itu bukan tujuan dari cerita; akan tetapi agar kita bisa mengambil hikmah dari cerita tersebut. [Diterjemahkan oleh Dedih Mulyadi, Lc]
Sumber: Islampos