Pernyataan BEM UI Usai Makan Malam Bersama Jokowi


Pimpinan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dari sejumlah perguruan tinggi diundang jamuan makan malam bersama Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Senin (18/5/2015) malam. Salah satu yang hadir adalah dari BEM UI.

Berikut pernyataan dari BEM UI yang dimuat di situs resmi BEM UI:

TUNTUTAN SUDAH DISAMPAIKAN, INI RESPON PRESIDEN

Akhirnya pada hari Senin tanggal 18 Mei 2015 surat terbuka kepada Presiden untuk berdialog dengan mahasiswa mendapatkan respon. Surat yang disampaikan oleh BEM Se-UI pada tanggal 21 April 2015 tersebut ditanggapi dengan surat balasan dari Menteri Sekretaris Negara pada tanggal 17 Mei 2015. Inti surat balasan tersebut adalah Presiden Joko Widodo membuka ruang dialog dengan mahasiswa dengan mengundang Ketua BEM dari 17 universitas di Indonesia. Dalam pertemuan tersebut, BEM Se-UI diwakili oleh Andi Aulia Rahman, Ketua BEM UI 2015 dengan didampingi oleh Grady Nagara, Koordinator Bidang Sosial Politik BEM UI 2015. Dalam pertemuan tersebut, Andi mengajukan sepuluh tuntutan yang didasarkan pada kajian BEM Se-UI mengenai evaluasi satu semester pemerintah Jokowi-JK dalam empat sektor, yaitu hukum-pemberantasan korupsi, ekonomi, kesehatan, dan energi. Sepuluh tuntutan tersebut dapat diakses di bit.ly/SepuluhCita dengan penjelasan lebih lengkapnya dapat dilihat di bit.ly/Evaluasi1SemesterJkw.

BEM Se-UI memutuskan untuk memenuhi undangan dari istana tersebut dengan beberapa pertimbangan. Kami melihat dialog dengan Presiden merupakan momentum yang baik untuk menyampaikan tuntutan mahasiswa dan mendengarkan tanggapan langsung dari Presiden terkait dengan tuntutan tersebut. Kami juga melihat dialog tersebut bukanlah menjadi langkah akhir mahasiswa dalam menjadi mitra kritis pemerintah. Momentum tersebut justru menjadi langkah awal dan gerbang untuk memulai langkah gerakan yang lebih strategis dalam mengawal dan mengkritisi kebijakan pemerintah.

Pertemuan (18/5) yang bertempat di Istana Negara tersebut dimulai pada pukul 19.30, meskipun secara efektif pertemuan tersebut berjalan pada pukul 20.00 WIB sampai pukul 21.15 WIB. Selain dihadiri oleh Presiden Joko Widodo, pertemuan tersebut juga dihadiri oleh Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Sekertaris Kabinet Andi Widjajanto dan Teten Masduki yang bertindak sebagai moderator forum. Setelah santap makan, masing-masing perwakilan universitas menyampaikan tuntutannya. Kemudian setelah itu Presiden Jokowi memberikan tanggapan terkait dengan tuntutan mahasiswa setelah semua perwakilan mahasiswa menyampaikan tuntutannya.

Dalam waktu yang singkat, Andi Aulia Rahman secara lisan tidak sempat menyampaikan sepuluh tuntutan tetapi menekankan pada beberapa tuntutan yaitu tentang penegakan hukum, kebijakan energi dan BBM serta kesehatan (BPJS dan Kartu Indonesia Sehat). Meskipun secara lisan tuntutan BEM Se-UI tidak dapat disampaikan secara sempurna, tetapi kajian dari BEM Se-UI telah diterima oleh Presiden dengan penanda-tanganan kajian BEM se UI oleh Presiden. Presiden menjanjikan kajian tersebut akan menjadi prioritas pembahasan Presiden.

Berikut beberapa hal yang menjadi poin-poin yang disampaikan oleh perwakilan BEM Se-UI, yaitu

1. Mempertanyakan komitmen Presiden terhadap agenda pemberantasan korupsi, khususnya hal yang berkaitan dengan keberadaan KPK dan pelemahan agenda pemberantasan korupsi

2. Mempertanyakan tentang pencabutan subsidi BBM, transparansi pengalihan subsidi BBM, dan kebijakan afirmasi penentuan harga BBM, apakah pemerintah akan menetapkan batas atas harga BBM

3. Mempertanyakan pelaksanaan komitmen revolusi mental digaungkan dan bagaimana implementasi revolusi mental dalam tataran pejabat birokrasi.

4. Mempertanyakan kebijakan pemerintah yang berkaitan dengan janji kampanye, seperti Kartu Indonesia Sehat

Secara umum, Presiden tidak menanggapi tuntutan tersebut dengan jawaban yang baik. Presiden justru hanya menjelaskan masalah mulai dari banyaknya mafia di berbagai bidang, masalah perbaikan sistem di pemerintahan yang berkaitan dengan pembersihan dari korupsi, dan revolusi mental yang dianggap jokowi memang hanya disasar untuk peserta didik di tingkat sekolah mengingat masa tersebut adalah masa yang tepat untuk perubahan mental. Namun tidak disertai dengan solusi yang akan diselesaikan presiden. Terlepas dari ketidakjelasan jawaban, ada beberapa catatan yang dapat dipastikan dari jawaban Presiden

Menanggapi soal subsidi BBM, Presiden berjanji untuk memberikan transparansi pengalihan subsidi BBM dalam dua minggu ke depan. Kemudian, Presiden juga akan menetapkan kebijakan afirmasi harga BBM berupa penetapan harga batas atas BBM. Jika BBM mencapai harga tertinggi yang ditetapkan, maka pemerintah akan mengeluarkan subsidi. Presiden memperkirakan kebijakan penetapan harga atas BBM berkisar pada harga Rp 9.500,- sampai Rp 10.000,-. Namun, hal tersebut masih berdasarkan asumsi dari Presiden dan belum ada pembahasan dengan stakeholder terkait. Tetapi secara umum, Presiden berkomitmen untuk tidak akan mensubsidi BBM kembali. Sementara untuk kebijakan Kartu Indonesia Sehat (KIS), Presiden memohon mahasiswa untuk bersabar karena anggaran untuk kebijakan tersebut yang berasal dari alihan subsidi baru cair pada bulan Mei.

Selebihnya, Presiden masih berkutat pada hal-hal yang normatif dengan tidak disertai langkah konkret. Sehingga, kami menegaskan sikap kami akan tetap terus menuntut pemerintahan dan tetap melaksanakan aksi-aksi turun ke jalan untuk mengkritisi kebijakan pemerintah.

Pertemuan dengan Presiden kemarin, tidak ada sangkut pautnya dengan pembungkaman mahasiswa. Ada atau tidak adanya pertemuan dengan Presiden, kami akan tetap aksi turun ke jalan sebagaimana yang telah kami sepakati sejak awal bahwa aksi akan kami lakukan di tanggal 21 Mei 2015, bergabung dengan elemen mahasiswa lainnya. Hal ini tentu saja sebagai bentuk kekecewaan dan tuntutan kami terhadap pemerintahan yang telah berjalan selama tujuh bulan ini.

Hidup Mahasiswa! Hidup Rakyat Indonesia!

Depok, 19 Mei 2015

Ketua BEM UI,

Andi Aulia Rahman

*sumber: http://bem.ui.ac.id/tuntutan-sudah-disampaikan-ini-respon-presiden/

Baca juga :