Apapun alasan yang dipakai para Ketua BEM yang hadir dalam panggilan makan oleh Presiden yang ingin dimintai pertanggungjawabannya adalah SALAH dan WRONG TURN...
Pertemuan itu diadakan dalam keadaan tertutup, non liputan media. Ada banyak kelemahan bagi anda adik-adik BEM yang memilih untuk datang.
1. Anda Siapa...??? Dibandingkan para penasihat Politik, Menteri Anggota Kabinet, para Tim Sukses, anda bukan lah siapa-siapa
'Saya Rakyat, saya punya HAK untuk Beraspirasi pada Pemimpin saya', ---> OH NO!... Politik itu tidak seperti susunan pengurus Kelas, yang Ketua kelas bisa menerima saran dari setiap anggota kelas. Politik tidak mengenal kesejajaran walau pada konteks teori itu ada.
2. Pertemua Tertutup, kondisi sekian menit acara dinner diadakan dalam keadaan tertutup, tidak ada keterbukaan media liputan saat acara berlangsung, yang ada hanya Konpers sebelum atau sesudahnya. Ini berbahaya dalam penajaman bahan yang diajukan, karena para punggawa Presiden dan Presiden itu sendiri, bisa menyampaikan hal yang bertolak belakang mengenai materi yang dibicarakan.
3. Masalah bangsa yang kompleks dan carut marut, jangan mimpi bisa selesai dengan dialog 2 jam!
DAN YANG PALING PENTING:
4. Presiden sudah memenangkan poin "Mass Opinion by Point of View". Sekarang dengan publikasi media cetak dan elektronik bahwa ada belasan Ketua BEM datangi undangan Presiden, opini masyarakat yang sudah lelah dengan perilaku Pemerintah, sebagiannya sudah teropinikan bahwa kalian adalah PENGKHIANAT. Pasti ada diantara kalian yang sudah TERGADAI hatinya. Padahal hal tersebut belum tentu, tapi ya itulah KEKUATAN MEDIA dalam menggiring OPINI MASSA.
Pembuktiannya hanyalah pada AKSI wahai adik-adikku, bukan pembelaan, bahwa anda tidak tergadai. Karena saya pun tidak bisa percaya penuh dengan pernyataan anda, menilik angkatan 98 pun yang sedemikian solidnya, ada yang berkhianat di level Pucuk!
Jadi jangan kalian habiskan tenaga untuk membela diri atas kesalahan DINNER kemarin, fokus lanjutkan AKSI.
Toh AKSI tersebut, tidak bisa diframing untuk menurunkan Presiden, jadi para pendukung Presiden tidak perlu khawatir. Esensi AKSI adalah untuk "SENTIL" Presiden atas kelalaian nya sebagai Nakhoda di 8 bulan pemerintahan ini.
(Deny Rahmad Sikumbang)
***
Daripada makan malam di istana mbok ya diajak makan malam di kamp pengungsi rohingnya, supaya sama2x belajar arti kemanusiaan...
Habis itu diajak nginep dan patroli di pos perbatasan TNI di papua, supaya sama2x belajar makna persatuan...
Besoknya, coba bantuin pedagang asongan yg terjerat rentenir untuk buat cash flow yg masuk akal, supaya sama2x merasakan sulitnya keadilan...
Kebangkitan nasional itu perjuangan panjang, tidak selesai hanya dg makan malam, apalagi di istana...
(Idham Ananta)
***