Perdana Menteri (PM) Malaysia, Najib Razak, pada Kamis (21/5), telah memerintahkan Angkatan Laut dan penjaga pantai atau petugas kelautan Malaysia untuk menjemput perahu pembawa pengungsi Rohingya di lautan.
"Saya telah memerintahkan @tldm_rasmi (Angkatan Laut Malaysia) dan APMM (Dinas Kelautan Malaysia) untuk melakukan usaha pencarian dan penyelamatan terhadap kapal-kapal Rohingya. Kita harus mencegah jatuhnya (lebih banyak) korban jiwa.", tegas PM Razak dalam akun Twitternya.
Ini adalah salah satu langkah Malaysia setelah kesepakatan penanganan pengungsi Rohingya oleh 3 negara tercapai menyusul kritik keras dunia internasional. Dimana Indonesia dan Malaysia akhirnya setuju untuk memberi penampungan sementara bagi ribuan pengungsi yang kini telah berada di lautan (bukan gelombang baru kelak), sedangkan Thailand akan memberi bantuan kemanusiaan pada kapal yang singgah di teritorialnya.
Namun berbeda dengan Malaysia, pemerintah Indonesia masih bersikap pasif atau belum akan melakukan pencarian kapal pengungsi yang terkatung-katung di lautan. Indonesia hanya menunggu kapal yang terdampar di wilayahnya.
"Untuk saat ini kita tidak mencari mereka ke laut, tapi kita akan membantu mereka ke daratan seandainya mereka terdampar di perairan kita," jelas jubir kemenlu, Arrmanatha Nasir seperti dilansir oleh CNN Indonesia.
Pihak TNI mengaku akan membawa ke darat kapal pengungsi jika telah terdampar ke perairan teritorial Indonesia. Menurut jubir TNI, Fuad Basya, telah ada 4 kapal perang yang akan ikut mengawasi jika ada kapal pengungsi telah terdampar memasuki perairan NKRI sehingga dapat dibawa ke darat.
Namun untuk langkah penanganan lebih rinci, TNI menunggu perintah pemerintah agar tidak dianggap melanggar UU yang menyebut "siapapun dilarang masuk tanpa memiliki dokumen yang sah". (CNN Indonesia/risalah)
Foto: Manusia perahu Asia Tenggara