Penggawa timnas Indonesia U-19 merasa kecewa dan marah setelah mendengar sanksi pembekuan yang diberikan FIFA, menyusul konflik antara PSSI dan pemerintah melalui kementerian pemuda dan olahraga (Kemenpora).
Timnas U-19 saat ini sedang menjalani latihan untuk menghadapi AFF U-19 Championship 2015 pada 22 Agustus hingga 4 September 2015 di Sidoarjo. Dengan adanya sanksi itu, maka mereka tidak bisa ambil bagian.
“Habis komentar saya, hanya bisa pasrah dengan nasib. Sedih, kecewa, dan marah sudah pasti. Apalagi nanti jika kami semua tidak bisa mengikuti ajang AFF. Semua usaha, dan kerja keras kami akan percuma,” keluh kiper Awan Setho Raharjo dikutip laman PSSI.
“Ke mana lagi kami akan membuktikan hasil latihan kami ini? Semoga, dan semoga saja Allah mendengar doa orang-orang yang teraniya.”
Kekecewaan serupa juga dilontarkan Bernadus Fernando. Menurutnya, ia kerap menanyakan perkembangan kisruh sepakbola nasional. Nando, sapaan Bernadus, mengaku pengorbanannya menjadi sia-sia.
“Saya bersama teman-teman selalu menanyakan kabar tentang PSSI, dan sepakbola Indonesia kepada para pelatih dan ofisial. Saya khawatir dengan masa depan kami, tentunya. Akan bagaimana kami?” tanya Nando.
“Di titik ini, setelah mendengar berita dari coach Fakhri [Husaiani] dan Pieter [Huistra], saya dan tentunya sudah pasti teman-teman yang lain kecewa. Akan percuma kalau kami tidak bisa tampil di ajang AFF. Kami sudah berjuang di sini juga dengan merelakan waktu, pendidikan kami demi satu nama, Indonesia.”
“Sebelumnya, saya sebagai pemain hanya bisa pasrah kalau sampai sanksi FIFA jatuh. Dan hari ini, itu kejadian juga. Apalagi yang bisa diharapkan orang-orang seperti kami ini? kami hanya semangat kala menendang, dan memainkan bola di kaki-kaki kecil kami. Kalau dengan nantinya kami tidak bisa ikut AFF, saya sedih,” timpal Gunansar.
Sumber: Goal Indonesia