Kalau Pelakunya Muslim Maka Islam Yang Salah, Kalau Non-Muslim Itu Hanya Oknum


Pada saat pelaku tindak kekerasan itu beragama Islam, maka ramai dunia berteriak bahwa apa yang dilakukannya adalah mewakili apa yang dianutnya. Dilabel lah ia dan agamanya dengan sebuah nama, teroris. Ajaran Islam kemudian dihubung-hubungkan dengan stigma mengajarkan kekerasan (karena dalam Islam ada Bab Jihad) dan stigma negatif yang lainnya.

Namun, saat pelaku tindak kekerasan itu adalah dari kalangan non muslim, sekejam apa pun, dunia bungkam seribu bahasa. Bahkan, berbagai pembelaan muncul bahwa itu dilakukan atas nama pribadi. Dan seterusnya dan seterusnya.

Mirisnya lagi, pembelaan itu diungkapkan oleh sebagian orang yang (katanya) beragama Islam.

Perhatikan bagaimana media 'menggoreng' berita tragedi kemanusiaan oleh oknum penganut agama Buddha terhadap umat Islam di Burma:

"Wirathu claims that his Muslim opponents labeled him the "Burmese Bin Laden" (Wikipedia)

"Wirathu calls himself "the Burmese bin Laden" (Washington Post)

"Burma's Bin Laden, The Buddhist Monk Who Fuels Hatred" (The Guardian)

"The Burmese Bin Laden, Swears He's a Good Guy" (Vice)

"Ashin Wirathu, berbagai media di dunia menilai dirinya kontroversial, radikal, garis keras atau 'Bin Laden Burma'" (Detik/Indonesia)

...dan banyak lagi media-media luar atau pun dalam negeri yang menjadi pengekornya yang menggoreng kasus kemanusiaan ini dengan tetap menjadikan Islam sebagai objek pemburukannya.

Polanya jelas, jika:
Korban : Non Muslim
Pelaku : Muslim
Label : Teroris
Citra : Islam itu buruk

Korban : Muslim
Pelaku : Non Muslim
Label : Kriminal Biasa
Pengalihan : Disematkan nama pelaku Islam.
Citra : Tindakan terjadi meniru gaya Islam. Islam itu buruk.

Korban : Non Muslim
Pelaku : Non Muslim
Label : Kriminal Biasa
Pengalihan : Disematkan nama pelaku Islam.
Citra : Tindakan terjadi meniru gaya Islam. Islam itu buruk.


Akhir zaman memang segera tiba...

Nas-alullaha ta'ala fil amni wal barakat...

(Azzam Mujahid Izzulhaq)


Baca juga :