By: Nandang Burhanudin
"Berdasarkan intruksi Bapak Presiden Joko Widodo, saya sebagai Panglima meminta TNI mengerahkan 3 KRI untuk penyelamatan pengungsi Rohingya. BASARNAS tetap jaga semangat, seperti semangat kalian mencari korban kecelakaan pesawat Air Asia," perintah Panglima TNI.
Seiring sejalan, Menlu RI -saya tidak hapal namanya- melalui forum ASEAN meminta seluruh negara ASEAN untuk menghukum Myanmar.
Kepala Bulog atas intruksi Presiden mengirimkan 3 ton beras dan kebutuhan pangan untuk pengungsi Rohingya yang ada di Aceh.
Menko Sosial, Mpuan Maharani berlinang air mata. Ia pun memimpin rapat darurat dan memerintahkan Menteri perumahan untuk membuatkan perumahan sementara di pulau terluar RI.
"Atas nama HAM dan UUD Empat Lima. Kita sebagai negara dengan penduduk mayoritas Muslim, berkewajiban memberikan kepedulian walau ala kadarnya. Saya perintahkan seluruh jajaran terkait, untuk fokus penyelamatan pengungsi Rohingya," ujar Presiden dalam wawancara TV.
Mendadak TV menghitam. Terdengar suara keras, "Ai dong ting ebaout det. Itu bukan urusan saya! Siapa bilang saya mau bantu? Oooh ...ngono toh..."
"Bi...bi...kopi Radix siaap...dah mau Ashar lhooo...."
Bau kopi Radix membuyarkan semua mimpi buruk saya. Ternyata peristiwa di atas, dalam mimpi pun tak pernah terjadi.