Ada yang masih ingat, Jokowi pernah menyerahkan sebuah gitar ke KPK, karena menurutnya gitar tersebut adalah barang gratifikasi..? Ada atau tidak ada, pasti hal tersebut merupakan hal simbolik yang punya banyak tujuan-tujuan tersembunyi, tujuan yang bisa dibaca oleh publik yang masih bernalar baik adalah satu: Pencitraan.
Mad, silahkan pakai saja gitar pemberian "teman" mu itu, bernyanyilah lagu pilu sekencang-kencangnya, pengorbanan mu sungguh sia-sia, kini engkau jadi pesakitan karena dimakan "teman" mu sendiri, orang yang sudah engkau besarkan demi meraih simpati publik. Kini gitar itu menjadi saksi bisu sekaligus penyesalan untuk mu, andai gitar tersebut bisa berbicara, mungkin ia akan mentertawakanmu sekaligus prihatin.
Jangan trauma apabila esok dirimu diberi gitar lagi oleh orang lain, terimalah kenyataan, terimalah..
Sastrawan besar asal Tanah Jawa zaman Mataram, Ronggo Warsito, pernah membuat pesan dalam sebuah literatur sastra. Ronggo Warsito bersyair:
"sak bejo bejone wong kang edan, isih bejo wong kang eling lan waspada"
("Seberuntung-beruntungnya orang yang gila, masih lebih beruntung orang yang ingat dan waspada".)
Salah satu kegilaan diakhir zaman adalah, mengharapkan jabatan dengan cara yang tidak benar. Kau gila! berharap jabatan tetapi melawan hati nurani mu sendiri, sehingga membuat mu menjadi tidak "eling" (ingat) dan tidak waspada.
by Aries Rizvi
Foto: SOLO POS