Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan bahwa "bagi saya, Presiden Mesir adalah Mursi, bukan As-Sisi si pengkudeta".
Hal ini disampaikan Erdogan saat konferensi pers dengan Ketua Kepresidenan Bosnia dan Herzegovina, Mladen Ivanic, di ibukota Sarajevo, Rabu (20/5/2015), lansir Daily Sabah.
Erdogan menyatakan bahwa ia tidak menyetujui kudeta di Mesir sejak awal. Ia juga mengungkapkan kekecewaannya pada vonis hukuman mati atas Presiden Mursi.
"Itu jelas bahwa ini (vonis mati) akan terjadi" kata Erdogan, mengkritik sikap diam dunia internasional saat pemerintah yang terpilih secara demokratis di Mesir dikudeta oleh militer. Erdogan menyatakan bahwa sebagai seorang pemimpin "yang percaya pada demokrasi," dia tidak menganggap Abdel Fattah el-Sissi sebagai presiden Mesir.
"Saya tidak mungkin akan duduk di meja yang sama dengan As-Sisi di forum PBB. Karena itu bertentangan dengan prinsip saya," ujar Erodgan. Presiden Turki menambahkan bahwa ia tidak bisa mengaku sebagai seorang demokrat jika ia tidak mengungkapkan sikapnya mengenai masalah ini.
Baru-baru ini, Norbert Lammert, Ketua Parlemen Jerman, menyatakan bahwa ia telah membatalkan pertemuan yang direncanakan dengan Presiden Mesir Abdel Fattah el-Sissi selama kunjungan yang direncanakan ke Berlin bulan depan, karena pelanggaran hak asasi manusia di Mesir.
Dalam konteks lain, Presiden Erdogan juga menyinggung investasi yang dilakukan oleh Turki di Bosnia Herzegovina dan menyatakan bahwa Turki terus melakukan lebih dari 700 proyek di sini.
Erdogan juga menekankan dukungan negaranya untuk kelanjutan proses Bosnia Herzegovina bergabung dengan NATO dan Uni Eropa.
*foto: Turkish President Recep Tayyip Erdoğan (2nd L) walks with Chairman of Bosnia and Herzegovina's tripartite Presidency, Mladen Ivanic (L), during a welcoming ceremony in Sarajevo on May 20, 2015 (AFP Photo)