Dibawah Rezim Jokowi Ekonomi Indonesia Ambruk


Dibawah rezim pemerintahan Presiden Joko Widodo ekonomi Indonesia ambruk. Sekarang sangat jelas melambatnya pergerakan roda ekonomi membawa dampak bagi sektor ketenagakerjaan Indonesia.

Pengangguran terus meningkat, dan daya beli masyarakat merosot tajam, akibatnya ekonomi tidak jalan, dan banyak sektor riil gulung tikar.

Sebanyak 18 perusahaan yang bergerak di industri tekstil harus gulung tikar. Akibatnya, dari Januari hingga saat ini 30.000 buruh industri tekstil mengalami PHK.

"Ada 18 perusahaan yang tutup di pulau Jawa dari Januari hingga sekarang, lay off nya mungkin 30 ribuan," ungkap Ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia (Api) Ade Sudrajat saat ditemui di Gedung Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Jakarta, Rabu lalu (6/5/2015), seperti dilansir Okezone.

Pihaknya menyebutkan, hal tersebut dipicu oleh daya beli masyarakat yang turun akibat naik turunnya harga listrik.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat dalam kurun waktu satu tahun tingkat pengangguran di Indonesia mengalami pertambahan sebanyak 300 ribu jiwa. Pengangguran terus meningkat dengan drastis mengikuti deret ukur.

Jokowi tidak mampu membangun ekonomi Indonesia, dan Indonesia tenggelam dalam krisis ekonomi. Kepercayaan dunia internasional juga lemah, ini terbukti terus melemahnya rupiah atas dollar.

Kepala BPS Suryamin mengatakan jumlah pengangguran pada Februari 2015 mengalami peningkatan dibandingkan dengan Agustus 2014 sebanyak 210 ribu jiwa. Sementara jika dibandingkan dengan Februari tahun lalu bertambah 300 ribu jiwa.

Jokowi selama enam bulan justru menghancurkan rakyat dengan berbagai kenaikan harga kebutuhan pokok rakyat. Sehingga, rakyat megap-megap. Jokowi sedikitpun tidak mampu melaksanakan janji-janjinya selama kampanye. Sekarang yang dinyanyikan hanyalah lagu sengau yaitu 'reshuffle' (pergantian menteri). Biarpun ganti menteri setiap hari, tidak akan mengubah keadaan. Demikian seperti dikatakan pakar hukum tata negara Margarito Kamis.

Baca juga :