Antara ROJA’ dan GHURUR


ANTARA ROJA’ DAN GHURUR

Oleh Musyafa Ahmad Rahim

Sebagai orang beriman, kita diperintahkan untuk memiliki roja’ (harapan) dan husnuzh-zhan billah (berbaik sangka kepada Allah SWT), serta dilarang memiliki al-qunuth (patah arang) dan al-ya’su (putus asa), betatapun banyak dan besarnya dosa kita.

Allah SWT berfirman:

قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَى أَنْفُسِهِمْ لا تَقْنَطُوا مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ (الزمر: ٥٣

Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Q.S. Az-Zumar: 53).

... وَلا تَيْأَسُوا مِنْ رَوْحِ اللَّهِ إِنَّهُ لا يَيْئَسُ مِنْ رَوْحِ اللَّهِ إِلا الْقَوْمُ الْكَافِرُونَ (يوسف: ٨٧

Hai anak-anakku, pergilah kamu, maka carilah berita tentang Yusuf dan saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir. (Q.S. Yusuf: 87).

Namun, di sisi lain, Allah SWT juga melarang kita untuk tidak terkena dua penyakit hati yang sangat berbahaya, yaitu: ghurur (ge er, tertipu) dan al-amnu min makrillah (merasa aman dari makar Allah SWT).

Allah SWT berfirman:

وَلا يَغُرَّنَّكُمْ بِاللَّهِ الْغَرُورُ

"…dan jangan (pula) penipu (syaitan) memperdayakan kamu dalam (mentaati) Allah. (Q.S. Luqman: 33) (Fathir: 5).

أَفَأَمِنُوا مَكْرَ اللَّهِ فَلا يَأْمَنُ مَكْرَ اللَّهِ إِلا الْقَوْمُ الْخَاسِرُونَ

Maka Apakah mereka merasa aman dari azab Allah (yang tidak terduga-duga)? tiada yang merasa aman dan azab Allah kecuali orang-orang yang merugi. (Q.S. Al-A’raf: 99).

Masalahnya, sepintas lalu, terjadi kemiripan yang amat sangat antara Roja’ dan Husnuzh-zhon billah di satu sisi, dengan ghurur dan al-amnu min makrillah di sisi yang lain.

Jadi bagaimana membedakannya?

Syekh Ahmad bin Syekh Hijazi al-Fasyni (wafat 978 H / 1570 M) memberi penerangan sebagai berikut:

وَالرَّجَاءُ: حُسْنُ الظَّنِّ بِاللهِ تَعَالَى فِيْ قَبُوْلِ طَاعَةٍ وُفِّقْتَ لَهَا، أَوْ مَغْفِرَةُ سَيِّئَةٍ تُبْتَ مِنْهَا
وَأَمَّا الطُّمَأْنِيْنَةُ مَعَ تَرْكِ الطَّاعَاتِ، وَالْإِصْرَارُ عَلَى الْمُخَالَفَاتِ، فَأَمْنٌ وَغُرُوْرٌ

Roja’ itu adalah husnuzh-zhan kepada Allah SWT terkait:
1. Diterimanya ketaatan dimana engkau mendapatkan taufiq untuk melaksanakannya, atau
2. Pengampunan atas keburukan di mana engkau dapat bertaubat darinya.

Adapun merasa aman-aman saja yang disertai dengan meninggalkan pelaksanaan berbagai macam ketaatan, juga terus menerus dalam melakukan penyimpangan, itu namanya al-amnu min makrillah dan ghurur.
[Al-Majalis as-Saniyyah fil Kalam ‘alal Arba’in An-Nawawiyyah, karya Al-Fasyni, hal. 108].

Jadi, disebut roja’ manakala ketaatan kepada Allah SWT terus berlangsung, dan jika terperosok dalam keburukan segera bertaubat.

Dan disebut ghurur atau al-amnu min makrillah manakala tidak mau melaksanakan ketaatan dan juga terus menerus dalam kemaksiatan.

Semoga Allah SWT menjadikan kita semua ahlur-roja’ wa husnuzh-zhan billah dalam arti yang sebenarnya, amin.


Baca juga :