Saat menjelang UN beberapa waktu yang lalu, publik disuguhi berita-berita positif semacam 'Doa bersama persiapan UN' atau 'Pelajar SMA Gelar Istighosah Hadapi UN'.
Namun sekarang, publik disentak oleh berita mengenai pesta bikini untuk merayakan kelulusan pelajar SMA Jakarta dan Bekasi di sebuah hotel di ibukota, yang rencananya akan berlangsung pada Sabtu besok, 25 April.
Bahkan Event Organizer (EO) yang menyelenggarakan acara ini mencatut nama beberapa sekolah sebagai pendukung event mereka.
Yang lebih mengejutkan, tidak hanya satu EO ini saja, ternyata ada beberapa EO lainnya yang menyelenggarakan acara Bikini Party sejenis dan mereka tanpa sungkan mengundang pelajar-pelajar SMA yang baru lulus untuk ikut datang dengan membayar mulai dari 500 ribu sampai 1,5 juta Rupiah.
"Satu anak itu (harga) tiketnya dari Rp 500.000, Rp 750.000, sampai Rp 1.500.000 juga ada," tutur Wakil Kepala SMA Negeri 24 Jakarta Bidang Kesiswaan Erni Surwati, Kamis (23/4/2015), dilansir Kompas.
Erni menegaskan bahwa SMA Negeri 24 tidak tahu-menahu, apalagi untuk mendukung penyelenggaraan pesta itu.
Tidak hanya berpesta di pool area dengan mengenakan bikini atau telanjang dada untuk yang laki-laki, EO juga mengundang disk jockey (Dj) dan menyulap area pesta menjadi selayaknya bar atau diskotik.
Belum lagi tersedianya minuman keras seperti bir, wine, dan anggur yang ditawarkan untuk VIP dan VVIP, tentu membuat kita miris membayangkan nasib generasi muda ke depannya.
Meskipun akhirnya pihak hotel telah menyatakan membatalkan acara tersebut karena merasa tidak tahu bahwa peserta bikini party di hotel mereka merupakan anak-anak di bawah umur, akan tetapi hal ini tetap menjadi catatan untuk para orangtua dan guru.
"Tanpa kita sadari sikap toleran pada penyimpangan perilaku remaja, tetiba membuat kita terhenyak. Orangtua banyak yang membiarkan remaja jalan bareng antara cewek dan cowok, karaoke bareng, pacaran, akhirnya mereka menyimpang terlalu jauh," ungkap Dra.Hj.Dwi Septiawati, Direktur Ummigroup Media yang membawahi majalah Ummi yang berfokus pada keluarga Islami dan juga annida-online, yang berfokus pada dunia remaja.
"Ini sudah SOS. Saatnya orangtua lakukan introspeksi, cermin apakah yg telah kita berikan pada anak-anak hingga mereka bisa membuang rasa malu dan nurani? Mau berdalih apa pun tetap saja orangtua yang akan dimintai pertanggungjawaban di hadapan Allah SWT," tambahnya.
Saat ini beberapa sekolah yang dicatut namanya pada poster acara Bikini Party itu telah melakukan tindakan tegas dengan menyiapkan surat edaran untuk wali murid, agar orangtua lebih waspada terhadap perilaku hedonisme yang makin marak di kalangan remaja.
Orangtua diharapkan lebih perhatian kepada putra-putrinya yang remaja, tidak hanya memberikan kebutuhan lahiriah, tapi juga kebutuhan ruhiyah generasi muda. (Sumber: UMMI-Online, Kompas)