PIDATO PRESIDEN, 'Hanya Hiburan di Atas Kertas'


[PIDATO PRESIDEN]

Presiden kita MEMBACAKAN pidato yang sangat bagus, kemarin, dalam acara peringatan KAA. Tapi ada tiga masalah yang membuat kenapa isi pidato bagus itu hanya akan jadi hiburan di atas kertas saja.

Pertama, meskipun pada dasarnya setiap presiden lazim memiliki ghost writer, termasuk Soekarno, terutama untuk pidato-pidato resmi tertulis, namun gagasan-gagasan pokok (seharusnya) tetap datang dari presiden, dimana fungsi ghost writer hanyalah untuk melengkapi dan menyusunkan narasinya saja. Sehingga, apa yang disampaikan presiden dalam pidato-pidatonya jadi benar-benar mewakili pandangan keseharian dan sikap politiknya.

Nah, kita bisa menguji, apakah poin-poin yang telah dibacakan presiden itu benar-benar berasal darinya, atau sepenuhnya berasal dari para pembantunya, dari penguasaan materi dan konsistensinya dengan pernyataan-pernyataannya sebelum serta sesudah ini. Misalnya saja, adakah kebijakan pemerintah dalam satu semester terakhir yang mengindikasikan sikap kritis kita pada PBB, Bank Dunia dan IMF?!

Kedua, sebagaimana sudah sering dibahas, presiden kita sebenarnya tidak memiliki infrastruktur kekuasaan yang mampu mendukung posisinya ketika mengoperasikan pemerintahan. Ini yang telah membuat adanya jarak yang jauh antara apa yang dikampanyekan dan disampaikan presiden dengan apa yang kemudian riil dikerjakan oleh pemerintah. Ini juga berlaku untuk isi pidato yang kemarin dibacakan presiden. Presiden tidak punya infrastruktur kekuasaan yang bisa dikendalikan sendiri.

Ketiga, di luar faktor infrastruktur kekuasaan yang tak dimiliki presiden, kita telah menyaksikan banyaknya faksi yang terlibat dalam mengoperasikan pemerintahan sekarang ini. Hal ini menjadi sebab lain kenapa seringkali ada ketidaksinkronan antara apa yang disampaikan oleh presiden dengan apa yang kemudian benar-benar dieksekusi oleh pemerintah, yaitu karena yang menyusun konsep dengan yang melaksanakan konsep memang berasal dari faksi kepentingan yang berbeda, sehingga tidak nyambung satu sama lain.

Jadi, meski merasa terhibur oleh pidato presiden kemarin, saya tak punya ekspektasi lebih terhadap terusan pidato itu.

Selamat hari Kamis, Pemirsa!

*dari fb Tarli Nugroho (23/4/2015)

Baca juga :