Indonesia Kecam Vonis Mursi


Pengadilan Kairo menjatuhkan vonis 20 tahun penjara bagi Presiden Mesir, Muhammad Mursi, presiden pertama yang dipilih secara demokratis. Presiden pertama mesir yang dipilih secara demokratis sepanjang sejarah Mesir dimana sebelumnya yang terjadi hanyalah demokratis semu.

Atas vonis tersebut pegiat HAM Indonesia mengecam keras.

"Pertama, mengecam keras atas vonis pengadilan Kairo yang dijatuhkan kepada Presiden Mursi dan Tokoh-tokoh pendukung Mursi lainnya," ujar Sylviani Abdul Hamid, pegiat HAM dan Direktur Eksekutif SNH Advocacy Center di Jakarta, Jumat (24/4).

"Kedua, meminta kepada Pemerintah Indonesia dan Kepala Kepala Negara Lainnya yang hadir dalam Konferensi Asia Afrika untuk membahas dan memberikan sanksi kepada Pemerintahan Kudeta di Mesir yang telah melakukan pembantaian terhadap demonstran Pro Mursi," lanjut Sylviani.

Sylviani juga menyatakan agar dilakukannya peradilan kemanusiaan atas pembantaian Rakyat Mesir yakni para demonstran pendukung Mursi anti kudeta yang dilakukan oleh As-Sisi, pemerintahan Kudeta.

"Kita menyaksikan bahwa proses peradilan oleh Pengadilan Kairo adalah sebuah sandiwara politik yang dipertontonkan oleh Pemerintah junta Militer di Mesir atas kejahatan yang mereka lakukan untuk dipersalahkan kepada Presiden Mursi dan para pendukungnya." tambahnya.

Sebagaimana diketahui Rezim junta militer Mesir yang dipimpin Assisi mengambil alih kekuasaan dari Presiden Muhammad Mursi  pada 30 Juni 2013 dan mulai menangkapi pendukung Presiden Mursi serta melakukan pembantaian atas demostran anti kudeta Presiden Muhammad Mursi di lapangan Rabiah Al-Adawiyah, lapangan An-Nahda dan beberapa tempat lainya yang menimbulkan ribuan korban jiwa.

"Bahkan kejahatan kemanusiaan yang dilakukan oleh Assisi sudah masuk dalam kategori genosida," terang Sylviani yang merupakan aktifis HAM yang pernah menginjakan kakiknya di tanah Gaza.

Sylviani mengigatkan kembali saat ini adalah moment yang sangat baik bagi Indonesia untuk berperan aktif dalam percaturan politik, keamanan negara-negara kawasan, terutama saat ini dimana kepala-kepala Negara yang tergabung dalam Konferensi Asia Afrika hadir pada saat yang bersamaan tentu akan lebih mudah melakukan komunikasi politik dan Indonesia bisa menjadi leader.

Baca juga :