Ancaman ISIS, PKI dan Syiah


*dari fb Hafidin Achmad Luthfie (22/4/2015)

Diminta untuk memberikan bahasan tentang ISIS dalam sebuah seminar dalam lingkup terbatas yang rencananya panitia juga mengundang pihak TNI, Polri, dan pemerintahan setempat.

Isu ISIS sudah menjadi bola liar. Terutama setelah video-video yang dinisbatkan kepada mereka diupload ke you tube. Pesantren, ormas Islam, tokoh muslim, bahkan partai berbasis massa muslim juga dicurigai.

Menyelesaikan ISIS tak cukup dengan pendekatan ideologis tetapi juga harus secara politis. Secara ideologis mudah saja. Tanpa berpayah-payah seperti mengundang Ali Hasan Al-Halabi, ulama Indonesia bisa menyelesaikannya sendiri. Bukunya Syaikh Sulthan Bin Abdurrahman Al-'Umairi hafizhahullah yang berjudul Isykaaliyyaat Al-I'dzaar Bil Jahl diterjemahkan oleh tim yang kredibel kemudian dijual murah atau dibagikan gratis sudah cukup untuk membantah semua shubuhat Abu Bakar Ba'asyir, Aman Abdurrahman dan tokoh-tokohnya di sini.

Secara politis pemerintah harus lebih memaksimalkan peran politik luar negerinya untuk menyelesaikan masalah-masalah yang menimpa umat Islam diseluruh dunia. Semua itu jauh lebih murah dan menjamin stabilitas dalam negeri daripada mengikuti irama gendrang perang terorisme ala Paman Sam. Yang berdampak semakin tak puas dan tak suka pada cara-cara penyelesaian yang dilakukan BNPT dan densus.

Selain itu, pemerintah pusat dan daerah harus mampu menciptakan pemerintahan yang bersih, profesional, berpihak kepada kepentingan nasional, serta menghentikan penindasan kepada rakyat.

Tentu saja dalam kesempatan yang baik itu saya juga ingin mengingatkan kepada aparat dan pejabat bahayanya syiah dan PKI.

Tiga kelompok itu adalah ancaman internal strategis bagi umat, bangsa, dan negara sekarang dan akan datang.

Baca juga :