Oleh: Ust Budi Hidayat
Sungguh aneh. Jika masih ada orang yang membela makian kotor Ahok. Tata krama adalah budaya Timur. Film-film Tiongkok yang saya lihat juga banyak bercerita kebudayaan Tiongkok yang luhur, saling menhormati. Saya malah pernah bertemu pedagang tionghoa yang berbahasa jawa halus (kromo) di pasar johar semarang .
Saya berharap ada sahabat sesama Tionghoa menegurnya. Ahok tidak merepresentasikan tionghoa.Karena masyarakat tionghoa yang santun juga banyak. Teko hanya mengeleluarkan isi teko.
Ungkapan makian Ahok termasuk makian yang paling kasar: baj*ngan, ta*k, bangs*t. Kadang saya pingin ketemu Ahok, saya ingin menyarankan dia utk memilih makian yang lebih halus: bujubuneh, sontoloyo, kutu kupret, dll. Makian ala Kasino Warkop. Mungkin tidak bakal serame ini. Walau sama buruknya sih
smile emoticon
Wahai anda yang menganggap makian Ahok adalah sebuah ketegasan. Apakah patut kata-kata: baj*ngan, bangs*t,ta*k, ditiru dan dihapalkan anak-anak. Kemudian suatu saat dilontarkan kepada anda, orangtuanya? Atau guru sekolahnya? Apakah anda masih menganggap itu sebuah ketegasan? #mikir
Hati-hatilah bagi orang yang suka melaknat orang lain.
عَنْ أُمِّ الدَّرْدَاءِ قَالَتْ سَمِعْتُ أَبَا الدَّرْدَاءِ يَقُولُ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ الْعَبْدَ إِذَا لَعَنَ شَيْئًا صَعِدَتْ اللَّعْنَةُ إِلَى السَّمَاءِ فَتُغْلَقُ أَبْوَابُ السَّمَاءِ دُونَهَا ثُمَّ تَهْبِطُ إِلَى الْأَرْضِ فَتُغْلَقُ أَبْوَابُهَا دُونَهَا ثُمَّ تَأْخُذُ يَمِينًا وَشِمَالًا فَإِذَا لَمْ تَجِدْ مَسَاغًا رَجَعَتْ إِلَى الَّذِي لُعِنَ فَإِنْ كَانَ لِذَلِكَ أَهْلًا وَإِلَّا رَجَعَتْ إِلَى قَائِلِهَا =رواه ابو داود=
Abu Darda’ ra, Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya seorang hamba apabila melaknat sesuatu, niscaya laknatnya akan naik ke langit, maka tertutuplah pintu-pintu langit hingga ia (laknat -ed) tak dapat masuk, maka kembalilah ia terhujam ke bumi, akan tetapi pintu-pintu bumi pun tertutup untuknya, maka ia berputar-putar ke kanan dan kiri, dan jika tak menemui jalan keluar (menuju sasarannya), maka ia akan tertuju pada orang yang dilaknat jika memang ia pantas untuk dilaknat, akan tetapi jika tidak pantas, maka ia akan kembali kepada orang yang mengucapkan laknat tadi.”
(HR. Abu Daud)