Pelaksana Tugas (Plt) Sekretaris Jenderal PDI-P, Hasto Kristiyanto membantah bahwa pertemuan antara Ketua KPK Abraham Samad dengan beberapa elit PDI-P merupakan inisiatif dari pihaknya.
Dia juga menganggap bahwa pertemuan dengan Abraham Samad itu tidak melanggar kode etik.
"Bagi kami tidak melanggar apalagi inisiatifnya tidak dari kami, dan kemudian Undang-Undang mengatur pelanggaran kode etik itu bagi pimpinan KPK," kata Hasto di Gedung KPK, Jakarta, Senin 9 Februari 2015.
Hasto juga mengaku tidak ingin mencari-cari persoalan dengan mengungkapkan mengenai pertemuan tersebut. Dia menyebut yang dilakukannya adalah untuk menegakkan kebenaran.
Menurut Hasto, dia sudah menyerahkan sejumlah bukti yang mendukung informasi mengenai adanya pertemuan itu kepada KPK. Hasto menyebut bukti-bukti yang diserahkannya meliputi foto dan pernyataan sejumlah saksi yang mendukung bahwa memang terjadi pertemuan antara Abraham Samad dengan elit PDI-P.
"Ya banyaklah, foto, pernyataan saksi, kemudian ada bukti-bukti juga yang saat ini masih dipegang oleh Bareskrim, sehingga kemudian kita meminta mengharapkan ada kerjasama dari lembaga ini," ungkap Hasto.
Dia meyakini bahwa bukti-bukti yang diserahkannya itu dapat dijadikan dasar bagi KPK untuk membentuk Komite Etik. Namun Hasto membantah bahwa kedatangannya itu merupakan bentuk upaya pelemahan institusi KPK.
Dia menyebut pihak KPK telah memberikan apresiasi terhadap keterangan yang telah diberikannya.
"Dari KPK betul-betul ingin mengungkapkan kebenaran yang ada di sini, apakah terjadi pelanggaran kode etik dan itu lah yang saya sampaikan, bukti-bukti pelanggaran kode etik," ujar dia.