Pelan-pelan raja Salman memperlihatkan sikap politik dan cara kepemimpinan yang ternyata bertolak belakang dengan pendahulunya, mendiang raja Abdullah. Terutama terkait sikapnya tentang kudeta militer yang terjadi di Mesir.
Setelah dikabarkan memiliki hubungan kurang harmonis dengan Abdel Fattah As-Sisi presiden kudeta Mesir, sekarang raja Salman kembali membuat pemerintah kudeta Mesir panas. Raja Salman baru saja mengangkat kembali Syaikh DR. Su'ud As-Syuraim sebagai imam resmi Masjidil Haram, Makkah yang sebelumnya dipecat mendiang raja Abdullah terkait sikap beliau yang menolak aksi kudeta di Mesir.
Ketika kudeta militer yang dipimpin Abdel Fattah As-Sisi terjadi, Syaikh As-Syuraim langsung merespon dengan penolakan, tidak cukup sampai disitu, Syaikh As-Syuraim juga mengecam pembantaian yang terjadi di Rab'ah dan mengecam sikap represif militer terhadap rakyat sipil, yang akhirnya memaksa raja Abdullah memecat beliau dari jabatan sebagai imam resmi Masjidil Haram.
Syaikh As-Syuraim sebelumnya menyeru agar tentara Mesir tidak membunuh saudara sebangsa dengan alasan apapun. Menurut beliau apa yang dilakukan militer Mesir hanya akan membuat senang musuh islam dan bangsa Mesir.
Syaikh As-Syuraim juga mengecam pembantaian di depan markas garda republik Mesir yang dilakukan di waktu fajar, Syaikh As-Syuraim menyebut pembantaian tersebut sebagai tindakan keji dan khianat terhadap rakyat Mesir.
Atas sikap penolakan terhadap rezim kudeta Mesir, Syaikh As-Syuraim kemudian dituduh Raja Saudi sebagai anggota Ikhwanul Muslimin.
Atas sebutan sebagai anggota Ikhwanul Muslimin, Syaikh Syuraim kemudian menuliskannya melalui akun twitternya (@saudalshureem), "Jika manhajmu tidak sesuai dengan para pemuja hawa nafsu (penyokong kudeta, Raja Abdullah, dan para penguasa Arab), mereka akan menyebutmu sebagai orangnya Ikhwan yang mereka bid'ahkan (mungkin di arab terminologi dibid'ahkan ini kurang lebih kalau di indonesia sama dengan di-PKI-kan)! Apa yang Allah SWT katakan tentang orang seperti mereka ini dalam al Quran? 'jika mereka tidak beriman dengannya, mereka berkata, "inilah kebohongan yang sejak dulu sudah ada"' (al Ahqaf: 12). Syaikh Syuraim juga berkata, "Siapa yang berlaku zalim pada orang-orang yang menasehati, sejarah akan menguburkannya."
Kini kondisi Saudi dengan Raja baru, Salman bin Abdulaziz, pelan-pelan berubah. Syaikh As-Syuraim kembali diangkat sebagai imam resmi Masjidil Haram. (Hasmi Bakhtiar/klmty.net)