"SELAMAT TINGGAL INDONESIA?" | Oleh Imam B. Prasodjo



SELAMAT TINGGAL INDONESIA?
(Notes fb Imam B. Prasodjo)

Saya terhentak membaca berita yang termuat pada detikNews di pagi Jumat, 06/02/2015 09:36 WIB (Sinyal Ancaman Mogok dari Kuningan Ketika Seluruh Pimpinan KPK Jadi Tersangka!). Sungguh seperti ada mimpi terburuk akan menimpa negeri ini. Koalisi koruptor selangkah lagi seperti akan memenangkan pertarungan. Para koruptor kakap seperti tengah menyiapkan pesta kemenangan atas matinya "hantu" yang selalu mencemaskan langkah-langkah mereka.

Amanat reformasi yang dengan susah payah diperjuangkan sejengkal lagi seperti akan terkubur. Ironisnya ini terjadi di tengah Presiden Jokowi melawat ke luar negeri melanjutkan "blusukan" yang menjadi "trade mark"-nya. Jutaan rakyat Indonesia yang mendambakan kemakmuran nyata sebagaimana impian yang tertera dalam pembukaan UUD 1945 "memajukan kesejahteraan umum", kini benar benar terancam. Nampak impian itu akan semakin jauh dari jangkauan.

Entah mengapa pagi ini saya merasa iba pada bangsa ini. Jutaan rakyat yang ingin agar kekayaan negeri ini dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk kesejahteraan umum seperti tak sadar bahwa impian itu sebentar lagi akan terampas, hilang, entah kapan akan kembali.

Lihatlah, betapa hukum dengan kasat mata digunakan sebagai alat pemberangus impian itu. "Framing", rekayasa kasus, saksi bohong, bukti palsu bertebaran membidik bertubi-tubi. Para aktor dengan latar belakang kepalsuan dan kerakusan bersatu melakukan pelumpuhan. Inilah ayat Tuhan yang begitu jelas dipaparkan. Apakah ini pertanda bahwa kejahatan yang terorganisir dapat melumpuhkan semua upaya kebaikan yang tak militan dan tercerai berai? Entahlah!

Saya menjadi terbayang para sahabat guru di daerah terpencil yang bertahun tahun mengajar dengan gaji hanya Rp. 300 ribu rupiah. Saya juga teringat para sahabat Polisi yang terus mencoba berprilaku jujur, tak kenal lelah mencoba bertugas seikhlasnya melayani masyarakat, di tengah cercaan dan ketidak-percayaan sebagai imbas perilaku busuk sebagian atasan. Belum lagi nasib petani, buruh bangunan, pemulung, dan para TKI yang terpaksa menyabung nyawa hanya karena sesuap nasi. Akankah mereka berubah nasibnya karena uang untuk kesejahteraan mereka terjarah sebelum menyentuh mereka?

Namun, percayalah lembaran sejarah kehidupan bangsa ini belum berakhir. Rakyat belum menunjukkan kekuatan yang sebenarnya. Demikian juga ayat ayat Tuhan belum digelar seutuhnya. Ada misteri yang belum terungkap. Itulah yang harus kita perjuangkan agar kebenaran selalu berada di atas kebatilan. Nasib suatu kaum memang ditentukan oleh kesungguhan upaya yang dilakukannya.

Semoga ada mukjizat turun dari langit sebagaimana dulu burung ababil datang tiba tiba melumatkan pasukan gajah yang terlihat maha perkasa. Semoga Mr. Presiden membaca krisis yang melanda negeri ini untuk melakukan langkah penyelamatan sebelum ia tercatat dalam sejarah sebagai "Presiden Terburuk dalam Pemberantasan Korupsi di Indonesia". Aku pun berdoa "Semoga TIDAK!" ‪#‎iPras2015‬.


Baca juga :