[Saling Serang] Massa Pendemo Anti-KPK Kocar-Kacir


Dua kelompok massa yang menggelar unjuk rasa hampir saling menyerang. Salah satu kelompok massa merupakan buruh yang tergabung dalam Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia hampir menyerang massa kontra KPK.

Massa yang kontra KPK berasal dari segerombolan masyarakat yang menamakan diri Solidaritas Aksi Mahasiswa Anti Demokrasi (SAMAD). Ada beberapa orang dari massa SAMAD yang memang menyulut emosi para buruh.

Sontak saja, massa buruh yang berjumlah sekitar 500an orang itu langsung bergerak maju menuju posisi massa SAMAD yang berada di sisi kanan gedung KPK . Massa SAMAD bersama satu mobil komando langsung lari tunggang langgang. Namun, tak begitu jauh, mobil komando satunya yang mengangkut beberapa orang atau orator yang mengenakan jas almamater warna merah marun dan tak jelas dari universitas mana itu meminta massa SAMAD tetap berada di tempat. Puluhan polisi dan brimob berjaga di antara mereka.

Koordinator aksi nasional dari FSPMI, M. Murpahrozzy, meminta kubu SAMAD tak menyulut emosi para buruh. "Kami setiap aksi menjunjung tinggi kedamaian, tolong jangan ada yang provokasi," ujarnya, Jumat, 6 Februari 2015.

Ozzy, panggilan Murpahrozzy, mengklaim membawa 25 ribu buruh dari Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Karawang, dan Subang. Aksi mereka dalam rangka merayakan ulang tahun FSPMI yang ke-16.

"Di hari ulang tahun ini, selain perburuhan, kami juga menyerukan save KPK. Karena kriminalisasi terhadap pimpinan KPK, berbuntut menguntungkan para koruptor. Para buruh musuhnya adalah koruptor. Buruh wajib mendukung, jadi tameng terdepan," kata Ozzy. Sebelum ke KPK, Ozzy dan pasukannya telah menggelar aksi di Bundaharan Hotel Indonesia dan Istana negara.

Adapun massa SAMAD yang berjumlah sekitar 50-an orang terpencar. Ada yang hanya duduk di trotoar. Ada pula yang mengangkat bendera bertuliskan SAMAD. Mereka mendukung pelantikan Komisaris Jenderal Budi Gunawan sebagai Kapolri. Dalam siaran pers SAMAD, hanya tertulis nama Andi Kurnia sebagai koordinator lapangan. Tak tercantum nomor yang bisa dihubungi. Juga tak dijelaskan gabungan mahasiswa dari universitas mana saja. [tempo]
Baca juga :