Presiden Joko Widodo (Jokowi) berambisi membangun mobil nasional dengan menggandeng perusahaan mobil Malaysia, Proton. Namun, langkah Jokowi tersebut menuai berbagai kritik. Salah satunya datang dari pengamat politik dari Populi Center, Nico Harjianto.
Nico menilai, Jokowi sebaiknya memperbaiki transportasi publik ketimbang membangun mobil nasional. Terlebih, perusahaan Proton, menurutnya adalah perusahaan yang sudah akan bangkrut.
"Mobil nasional tidak menjadi prioritas bangsa. Prioritas bangsa adalah memperbaiki sistem transportasi publik bukan membantu perusahaan yang mau bangkrut," kata Nico di Gado-Gado Boplo Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (7/2/2015), dilansir Suara.com.
Pendiri Populi Center ini pun berharap proyek yang dilakukan pemerintah sebaiknya murni ditangani pemerintah bukan dengan dicampuradukkan dengan kepentingan segelintir elite yang hanya berorientasi untuk kepentingan bisnis.
"Terkait bisnis yang dilakukan pemerintah. Ini yang harus diwaspadai, bukan malah disandera oleh segelintir elite untuk kepentingan bisnis," kritiknya.
Seperti diketahui, PT Adiperkasa Citra Lestari, perusahaan milik mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) AM Hendropriyono, telah melakukan penandatanganan nota kesepahaman (Mou) dengan Proton pada Jumat kemarin (6/2/2015) disaksikan langsung Presiden Joko Widodo dan Perdana Menteri Malaysia Datuk Seri Najib Tun Razak serta pemimpin Proton Tun Dr Mahathir Mohamad.
Anehnya lagi, Di kalangan Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), nama PT Adiperkasa Citra Lestari sangat mengagetkan.
Sebagai pelaku industri otomotif, Gaikindo tidak pernah mendengar keberadaan perusahaan Hendropriyono ini. "Belum pernah dengar ya, kalau pak Hendro ternyata juga punya perusahaan otomotif. Kita baru dengar hari ini (kemarin) ada perusahaan itu. Ini kita (anggota Gaikindo) sms-an saling menanyakan soal perusahaan baru ini. Karena nggak ada yang tahu soal PT Adiperkasa Citra Lestari ini," kata sumber Gaikindo, seperti dilansir Jawa Pos, Minggu (8/2).