Kritik tajam terhadap Presiden Jokowi justru datang dari PDI Perjuangan (PDI P) bersama Koalisi Indonesia Hebat (KIH) sebagai partai pengusung utama dinilai aneh. Apa penyebabnya?
Menurut Pengamat Politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Siti Zuhro, posisi politik Jokowi sebagai salah satu penyebab munculnya kritik tajam dari partai yang tergabung dalam KIH tersebut.
"Publik bingung mengapa kritikan tajam justru muncul dari elite partai pendukung utama. Karena hal itu tidak pernah terjadi sebelumnya, maka terasa aneh," kata Zuhro, Ahad, 8 Februari 2015.
Zuhro mengatakan, asumsi sebelumnya menganggap positif bila pemimpin tidak melakukan rangkap jabatan sebagai pejabat publik dan pemimpin partai. Namun, dengan munculnya Jokowi sebagai presiden yang tidak memimpin partai saat ini justru menimbulkan pertanyaan baru.
"Apakah kritikan yang muncul dari partai pendukung utamanya terhadap Jokowi karena ia bukan orang kuat dan tak menentukan di partai? Ada kesenjangan antara tataran ideal dan realita," jelasnya.
Idealnya, lanjut Zuhro, seorang presiden tak menjabat sebagai ketua umum partai. Namun realitasnya, justru hal tersebut membuat presiden tampak kurang mendapat dukungan yang utuh dari partainya.
"Dilema seperti ini yang harus dicarikan solusinya agar realitas tersebut tak mendorong kecenderungan untuk mempraktekkan rangkap jabatan yang rentan tarik-menarik kepentingan," tegas Zuhro.
Maka, kata Zuhro, solusinya adalah partai pengusung dan Jokowi harus melakukan komunikasi susbtantif membahas isu-isu krusial yang dihadapi pemerintah. Hal itu agar janji politik Presiden Jokowi beserta partai pengusung saat kampanye Pilpres 2014 lalu dapat berjalan mulus.
"Baik partai (pengurus/para elitenya) maupun yang diusung perlu menyamakan persepsi dan kembali pada gagasan yang telah disepakati yang dituangkan dalam sembilan program nawacita. Ini diperlukan agar keduanya melangkah seirama mewujudkan program ini. Komunikasi juga diperlukan untuk menciptakan saling pengertian, dan tak ada dusta diantara mereka," jelasnya.