MUI Gelar Kongres Umat Islam Indonesia di Yogyakarta



Majelis Ulama Indonesia (MUI) menggelar Kongres Umat Islam Indonesia (KUII) ke-VI di Hotel Inna Garuda Yogyakarta yang akan berlangsung mulai Ahad-Rabu (08-11/02/2015).

Acara yang bertajuk “Penguatan Peran Politik, Ekonomi dan Sosial Budaya Umat Islam Untuk Indonesia Yang Berkeadilan dan Berperadaban” dihadiri kurang lebih sekitar 700 peserta dari seluruh elemen di Indonesia.

“Acara KUII sejak dimulai malam ini, diikuti sekitar 700 peserta yang terdiri dari MUI Pusat maupun Provinsi, Unsur Ponpes, PTI dan PTN Unsur Tokoh Perorangan, LSM, Tokoh Profesional seperti Tokoh Pendidikan, Ekonomi, Agama dan Kesultanan yang ada di Indonesia sekitar 40 orang,” kata Ketua Panitia Acara DR. Anwar Abbas M.M dalam sambutannya pada acara malam ta’aruf silaturahmi KUII ke-VI di Ruang Borobudur Hotel Inna Garuda Yokyakarta, Ahad (08/02/2015) Malam.

Menurut Anwar acara malam ta’aruf silaturahmi yang digelar sebelum berita ini diturunkan supaya para peserta KUII dapat memahami arah dan tujuan kongres.

Selain itu, lanjutnya supaya kongres berjalan lancar agar bisa diperoleh kesimpulan-kesimpulan yang baik dan bermanfaat tidak hanya untuk umat Islam di Indonesia tetapi seluruh dunia.

Sementara itu, Wakil Ketua Menteri Luar Negeri, A.M Fachir mengatakan Indonesia telah melakukan dialog lintas agama dalam rangka tasamuh dengan 24 negera dunia serta melakukan promosi untuk mencegah Islamophobia.

“Tidak hanya umat Islam di Indonesia yang menunggu hasil KUII ke-VI tetapi juga umat Islam di seluruh dunia,” tegas Fachir.

Selain itu, Wakil Ketua MUI Pusat Ma’ruf Amin dalam sambutannya juga mengatakan peran umat Islam belum optimal dibanding dengan jumlah umat Islam yang ada sampai saat ini.

“Jumlahnya besar tapi perannya kecil,” ujar Ma’ruf Amin

Menurutnya, MUI mencoba paling tidak supaya peran dan jumlah umat Islam bisa seimbang. Maka lanjutnya, perlu diadakan kongres lima tahunan  agar terbentuk persamaan-persamaan dalam perbedaan.

“Jika berbeda harus bisa ditoleransi dan tidak boleh menimbulkan fanatisme kelompok yang berlebihan,” ujar Ma’ruf Amin.

Sementara Menteri Agama, Lukman Hakim Saefuddin dalam sambutannya mengatakan KUII ke-VI ini merupakan kongres lanjutan kongres sebelumnya. Dimana lanjutnya telah membahas isu-isu yang didiskusikan secara bersama sehingga menghasilkan rekomendasi yang disepakati.

“Jika ada rekomendasi yang belum bisa dijalankan melalui KUII ke-VI bisa digunakan sebagai bahan evaluasi,” ujar Lukman.

Menurut Lukman rekomendasi yang sudah disepakati bukan sekadar permintaan dari kepentingan pribadi. Namun hasil dari kesepakatan yang disepakati guna memberikan manfaat bersama baik agama, nusa dan bangsa.

“Melalui KUII ke-VI harapannya bisa memberikan titik terang soal batasan di mana seseorang dikatakan Muslim atau tidak, seperti halnya Syi’ah maupun Ahmadiyah yang kini masih terus menjadi polemik saat ini,” harap Lukman dalam sambutannya. (Hidayatullah.com)

http://www.takrim-alquran.org/program-sedekah-al-quran-untuk-kedua-orang-tua/

Baca juga :