Direktur Jenderal Pajak yang baru dilanti, Sigit Priadi Pramudito, masih merahasiakan gebrakan yang akan dilakukan untuk mencapai target penerimaan pajak yang ditetapkan Jokowi.
Usai pelantikan di kantor kementerian keuangan, Jumat 6 Februari 2015, dirinya mengatakan, yang pasti akan dilakukan yaitu meneruskan roadmap peningkatan penerimaan pajak yang telah disusun sebelumnya.
"Ada, cuma saya rahasiakan. Masa kami mau perang, terus kami sampaikan. Kami kan mau bergerak," ujarnya.
Menurutnya, hanya ada satu resep ampuh untuk meningkatkan kepatuhan masyarakat membayar pajak, yaitu pendekatan secara persuasif. Karena itu, konsolidasi di tingkat internal akan dilakukan, untuk memastikan resep itu dijalankan dengan baik.
Jokowi menargetkan penerimaan pajak pada tahun ini meningkat sebesar Rp400 triliun. Target tersebut, ditegaskan Sigit, secara teori bisa tercapai, asalkan 'vitamin' yang dijanjikan dapat dipenuhi.
Vitamin untuk instansi pajak
Menurut Sigit, saat ini, vitamin yang paling dibutuhkan instansi pajak yaitu peningkatan remunerasi atau tunjangan kerja. Hal itu mendesak, mengingat sejak 2007, tunjangan itu belum dinaikan.
" Artinya, berapa tahun itu bukannya tumbuh, tapi malah tergerus inflasi. Kalau dulu bisa beli satu karung beras, sekarang 6,5 kilogram. Yang bener aja," ujarnya.
Komisi XI memutuskan untuk menambah anggaran remunerasi pajak sebesar Rp4 triliun pada tahun ini. Mengetahui hal ini, Sigit mengaku bersyukur.
Dengan remunerasi tersebut, nantinya gaji plus tunjangan yang diterima Sigit, akan tembus Rp100 juta. Dirinya mengaku belum mengetahui pasti mengenai hal tersebut.
"Katanya begitu, saya enggak tahu juga. Alhamdullilah dong, harus disyukuri. Vitamin dulu, baru siap," kata Sigit.
Usai pelantikan di kantor kementerian keuangan, Jumat 6 Februari 2015, dirinya mengatakan, yang pasti akan dilakukan yaitu meneruskan roadmap peningkatan penerimaan pajak yang telah disusun sebelumnya.
"Ada, cuma saya rahasiakan. Masa kami mau perang, terus kami sampaikan. Kami kan mau bergerak," ujarnya.
Menurutnya, hanya ada satu resep ampuh untuk meningkatkan kepatuhan masyarakat membayar pajak, yaitu pendekatan secara persuasif. Karena itu, konsolidasi di tingkat internal akan dilakukan, untuk memastikan resep itu dijalankan dengan baik.
Jokowi menargetkan penerimaan pajak pada tahun ini meningkat sebesar Rp400 triliun. Target tersebut, ditegaskan Sigit, secara teori bisa tercapai, asalkan 'vitamin' yang dijanjikan dapat dipenuhi.
Vitamin untuk instansi pajak
Menurut Sigit, saat ini, vitamin yang paling dibutuhkan instansi pajak yaitu peningkatan remunerasi atau tunjangan kerja. Hal itu mendesak, mengingat sejak 2007, tunjangan itu belum dinaikan.
" Artinya, berapa tahun itu bukannya tumbuh, tapi malah tergerus inflasi. Kalau dulu bisa beli satu karung beras, sekarang 6,5 kilogram. Yang bener aja," ujarnya.
Komisi XI memutuskan untuk menambah anggaran remunerasi pajak sebesar Rp4 triliun pada tahun ini. Mengetahui hal ini, Sigit mengaku bersyukur.
Dengan remunerasi tersebut, nantinya gaji plus tunjangan yang diterima Sigit, akan tembus Rp100 juta. Dirinya mengaku belum mengetahui pasti mengenai hal tersebut.
"Katanya begitu, saya enggak tahu juga. Alhamdullilah dong, harus disyukuri. Vitamin dulu, baru siap," kata Sigit.