Indonesia merupakan negeri kaya tapi ironi. Lantaran sebagian besar rakyat hidup di bawah garis kemiskinan. Penyebabnya karena kebijakan pemimpin di negeri ini dari tahun ke tahun tidak pro terhadap kepentingan rakyat banyak.
Demikian disampaikan Inisiator Aliansi Tarik Mandat (ATM) Taufan Putra Revolusi Korompot saat berbincang dengan Kantor Berita Politik RMOL di Jakarta sesaat lalu (Jumat, 6/2).
"Hampir 70 tahun usia negeri ini dan sudah tujuh anak bangsa jadi nahkoda. Namun sayang belum ada yang mampu memberikan kebijakan nyata untuk kepentingan rakyat," ujarnya.
Termasuk, lanjut Taufan, Presiden Ri ke-7 Joko Widodo yang diberi mandat rakyat untuk mengelola negeri ini demi kemakmuran dan kesejahteraan rakyat. Sayangnya apa yang diharapkan rakyat itu kini jauh panggang daripada api dan hanya menyisakan penyesalan memberi mandat pada Jokowi.
"Ini karena Jokowi tidak mampu melepaskan diri dari stigma 'petugas partai'. Itulah alasan kebijakan yang lahir selama 100 hari sangat sarat dengan kepentingan elite politik yang mengusungnya," sambung Ketua Bidang Hikmah DPP IMM itu.
Lebih lanjut, Taufan menyerukan kepada masyarakat yang tidak menginginkan nilai tukar rupiah terus merosot, kebijakan ekonomi pemerintah pro asing, kekayaan alam dikelola dan terus dikeruk asing, kepastian hukum yang tidak jelas, dan rezim penuh intrik tipu-tipu, serta memiliki pemimpin yang lemah dan hanya tunduk pada elit politik, untuk bisa bergabung besama ATM menarik mandat rakyat pada eksekutif dengan menurunkan Jokowi-JK dari jabatan yang diemban saat ini.
"Mari rapatkan barisan, menyatu padu dalam tekad mengakhiri ironi negeri dengan mengakhiri pemberian mandat kita pada Jokowi-JK. Turunkan Jokowi-JK!" lantangnya usai mendeklarasikan pendirian ATM di Menteng Raya 58 Jakarta. [zul/RMOL]